Penulis Utama : Ika Setiawan
NIM / NIP : F0105063
× Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis pabrik gula BUMN dengan Swasta dengan mengambil sampel di wilayah Jawa tengah dan Jawa Timur. Dalam mengukur efisiensi produksi pabrik gula digunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dimana jumlah tebu giling, jumlah bahan bakar, jumlah tenaga kerja tetap dan jumlah tenaga kerja sementara sebagai input sedangkan produksi pabrik gula sebagai output untuk menghitung efisiensi teknis dan untuk menghitung efisiensi penerimaan ditambahkan biaya tebu giling, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja tetap dan biaya tenaga kerja sementara untuk input sedangkan untu output ditambahkan harga produksi pabrik gula. Data yang tersedia merupakan data sekunder dimana diambil 9 pabrik gula di Jawa Tengah dan 7 pabrik gula di Jawa Timur. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa dari 16 jumlah sampel pabrik gula yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata ada 10 pabrik gula yang belum efisien. Pabrik gula yang belum efisien antara lain : PG Godang Baru 80,45 %, PG Tasikmadu 83,30 %, PG Sragi 86,62 %, PG Sudhono 89,61 %, PG Rendeng 92,65 %, PG Purwodadi 92,90 %, PG Candi Baru 94,49 %, PG Rejoagung 95,00 %, PG Semboro 95,14 % dan PG Pangka 96,15 %. Pabrik gula yang efisien yaitu PG Jatibarang, PG Jatiroto, PG Mojo, PG Pagottan, PG Sumberharjo dan PG Trangkil. Sedangkan hasil rata-rata efisiensi teknis dan ekonomis diperoleh hasil bahwa pabrik gula di Jawa Timur lebih efisien dibandingkan pabrik gula di Jawa Tengah dengan tingkat efisiensi sebesar 95,30% untuk rata-rata efisiensi teknis Jawa Timur dan Jawa Tengah 93,24% sedangkan untuk efisiensi ekonomis Jawa Timur sebesar 97,65% dan Jawa Tengah 96,61% dan dari hasil rata-rata efisiensi teknis dan ekonomis diperoleh hasil bahwa pabrik gula Swasta lebih efisien jika dibandingkan dengan pabril gula BUMN dengan tingkat efisiensi teknis 96,49% untuk pabrik gula Swasta dan 93,60% untuk pabrik gula BUMN dan tingkat efisiensi ekonomis pabrik gula Swasta sebesar 98,24% dan 96,79% untuk pabrik gula BUMN. Penyebab inefisiensi pabrik gula tersebut bersumber dari input (jumlah tebu giling, jumlah bahan bakar, jumlah tenaga kerja tetap dan jumlah tenaga kerja sementara), yaitu pada pengalokasian input tidak sesuai dengan kebutuhan dan output (produksi pabrik gula), yaitu dalam pencapaian output yang tidak sesuai dengan pemakain input. Saran yang diajukan bagi pabrik gula yang belum efisien adalah mengurangi pemborosan dari sisi input, yaitu misalnya dengan cara menggunakan jumlah bahan bakar dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan mengalihkan kepemilikan PG BUMN kepada petani tebu melalui APTRI kemudian dibentuk pabrik gula mini untuk menjamin kebutuhan bahan baku Sugar industry in Indonesia has experienced the glory era of the 1930s where there are 179 units operating sugar mills with a yield of 12% and productivity crystal reached 15 tons / ha. Decrease in acreage is the reason the reduction in the number of sugar factories and the low yield resulted in declining productivity of rock crystal. So this study aims to measure the efficiency of state-owned sugar mills in private by taking samples in the central Java and East Java, where these areas contribute greatly in sugar production in Indonesia. In measuring the efficiency of the sugar factory production methods used Data Envelopment Analysis (DEA) where the amount of sugarcane milled, the amount of fuel, the number of permanent workers and temporary employment as production inputs while the output of sugar factories to calculate technical efficiency and to calculate the added revenue efficiency milled sugarcane costs, fuel costs, labor costs fixed and temporary labor costs for inputs and the outputs added untu factory price of sugar production. The available data is secondary data which was taken 9 sugar factories in Central Java and 7 sugar factories in East Java. Based on the analysis can be concluded that the number of samples from 16 existing sugar factories in Central Java and East Java, there were 10 sugar mills that have not been efficient. Sugar mill that has not been efficient, among others: PG New GODANG 80.45%, 83.30% TASIKMADU PG, PG Sragi 86.62%, 89.61% Sudhono PG, PG Rendeng 92.65%, 92.90% PG Purwodadi , PG Candi Baru 94.49%, 95.00% Rejoagung PG, PG Semboro 95.14% and 96.15% Pangka PG. Efficient sugar mills namely Jatibarang PG, PG Jatiroto, PG Mojo, Pagottan PG, PG and PG Trangkil Sumberharjo. While the average results of technical and economic efficiency obtained results indicate that sugar factories in East Java is more efficient than a sugar factory in Central Java with an efficiency of 95.30% for the average technical efficiency of East Java and Central Java to 93.24% whereas East Java economic efficiency of 97.65% and 96.61% in Central Java and the average results of the technical and economic efficiency obtained results that the private sugar mills more efficient than state-owned sugar pabril with the technical efficiency level of 96.49% for plant Private sugar and 93.60% for state-owned sugar factories and the level of economic efficiency of private sugar factories for 98.24% and 96.79% for state-owned sugar factories. The cause of the inefficiency of the sugar factory comes from the input (amount of sugarcane milled, the amount of fuel, the number of permanent workers and temporary employment), namely the allocation does not match the input and output requirements (production of sugar mills), namely the achievement of outputs that are not accordance with the usage of inputs. Suggestions proposed for the sugar factories are not efficient Reducing waste from the input side, for example by using fuel as the amount in accordance with the needs, not too much to use fixed labor and labor because it would increase labor costs themselves and Transferring ownership PG SOEs to sugarcane farmers through APTRI then formed a mini sugar factories to ensure the raw material needs.
×
Penulis Utama : Ika Setiawan
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : F0105063
Tahun : 2010
Judul : Analisis efisiensi produksi pabrik gula BUMN dan swasta Di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan metode DEA (data envelopment analysis) tahun 2008
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Ekonomi - 2010
Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Ekonomi Jur. Ekonomi Pembangunan-F.0105063-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. DR. Drs. Guntur Riyanto, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ekonomi dan Bisnis
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.