Penulis Utama : Fredyastuti Andryana
NIM / NIP : K4407019
× Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang radikalisme Muslim di Surakarta tahun 1850-1920, (2) Bahwa ideologi Islam dijadikan pendorong gerakan politik Islam di Surakarta, (3) Peran para pemimpin Islam dalam gerakan politik Islam. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan oleh penulis terutama adalah sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Latar belakang terjadinya radikalisme Muslim di Surakarta tahun 1850-1920, yaitu sebagai akibat adanya dominasi Barat beserta perubahan sosial dan ekonomi yang mengikutinya, serta reorganisasi Administrasi dan Agraria yang menciptakan kondisi-kondisi yang cenderung bagi rakyat untuk mengadakan pergerakan sosial. Dominasi Barat memasuki kekuasaan politik kerajaan yang menimbulkan kemunduran kekuasaan raja-raja Surakarta. Dengan adanya berbagai faktor yang ada, muncullah ketidakpuasan dari golongan besar masyarakat di abad XIX dan awal abad XX, maka banyak menimbulkan radikalisme masyarakat Muslim dengan ideologi Islam sebagai pengobar semangat rakyat untuk melawan kolonialisme. (2) Ideologi Islam dijadikan pendorong gerakan politik Islam di Surakarta, karena agama secara garis besar berfungsi sebagai alat legitimasi. Setelah suatu otoritas dimiliki oleh sekelompok kaum elite, maka kemudian kaum elite ini menggunakan sistem simbol agama untuk mempertahankan kekuasaannya. Gerakan sosial keagamaan menggunakan ideologi Islam sebagai faktor penggeraknya, dan sebagai aktivitas kolektif, gerakan tersebut memerlukan ideologi Islam untuk pembenaran tujuannya yang akan memperkuat inspirasi dan motivasi kelompoknya dalam menghadapi kekuatan Belanda. Karena berbagai tekanan dari pemerintah kolonial, maka menciptakan ideologi Islam yang memperkuat semangat perjuangan jihad melawan penjajah sebagai orang “kafir”, sehingga mendorong munculnya gerakan sosial keagamaan terhadap pemerintahan kolonial. (3) Pemimpin Islam terdiri dari para ulama dan kaum intelektual dalam menghadapi hegemoni Belanda. Para ulama mempunyai peran yang dapat merangsang timbulnya gerakan-gerakan keagamaan, sehingga mudah dalam membangkitkan loyalitas pengikutnya untuk memobilisasikan massa demi tujuan tertentu. Dengan adanya Politik Etis, maka semakin bertambahnya jumlah kaum intelektual yang berpendidikan barat, yang kemudian memunculkan organisasi politik yang dipimpin kaum intelektual. Elite modern ini merupakan unsur kepemimpinan dari pergerakan nasional di awal abad XX, yang menegakkan cita-cita nasionalisme, dengan Islam sebagai ajaran yang dianggap dasar, dan yang berperan dalam politik kebangsaan.
×
Penulis Utama : Fredyastuti Andryana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4407019
Tahun : 2011
Judul : Radikalisme Muslim Di Surakarta 1850-1920
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2011
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP-Jur Pendidikan IPS-K4407019-2011
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Hermanu Jubagyo,
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.