Penulis Utama : Amin Maulin Nastria
NIM / NIP : D0207004
× Hukum pancung TKI di luar negeri kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang TKI asal Bekasi, Jawa Barat, Ruyati yang bekerja di Arab Saudi. Ruyati dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi karena telah membunuh majikannya dengan menggunakan pisau jagal tanggal 12 Januari 2010. Ruyati dinyatakan bersalah dan dihukum pancung di Makkah, Arab Saudi pada 18 Juni 2011. Kabar kematian Ruyati mengundang banyak komentar baik dari masyarakat, pemerintah, maupun sudut pandang penyajian media massa yang berbeda-beda. Banyak media massa yang mengkonstruksikan berita melalui pandangan masyarakat bahwa pemerintah lamban menangani kasus hukum pancung TKI. Namun ANTARA yang merupakan lembaga kantor berita nasional milik semi pemerintah berusaha menunjukkan kepada khalayak bahwa pemerintah telah berupaya menyikapi kasus hukum pancung TKI. Untuk itu, penelitian ini bermaksud mengetahui independensi, keberimbangan dan pandangan LKBN ANTARA dalam kasus hukum pancung TKI Ruyati di Arab Saudi. Kajian difokuskan pada teks berita di antaranews.com edisi Juni 2011. ANTARA dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan lembaga kantor berita di Indonesia yang dijadikan saduran resmi oleh ratusan media massa. Penelitian ini merupakan studi kualitatif menggunakan analisis wacana pada level teks yang dikembangkan Teun van Dijk. Dengan analisis teks, peneliti akan melihat bagaimana elemen-elemen tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris digunakan oleh media untuk mengkonstruksikan wacana hukum pancung TKI lewat teks berita di antaranews.com dengan mengacu pada Kode Etik Jurnalistik. Penelitian ini berujung pada dua kesimpulan, yaitu ANTARA merupakan media yang independen dan tidak berimbang. ANTARA bersikap independen karena menuliskan kebenaran berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan. Dalam KEJ, independen adalah tidak berpihak, menggunakan narasumber yang berimbang yakni semua pihak mendapat kesempatan setara, dan harus menyampaikan fakta. Tetapi ANTARA tidak berimbang karena cenderung menyajikan berita yang corong terhadap pemerintah karena posisinya sebagai lembaga milik semi pemerintah. Once it happened to a migrant worker from Bekasi, West Java, Ruyati, who worked in Saudi Arabia. Ruyati was beheaded by the Saudi Arabian government for having killed her employer with a butcher knife on January 12th, 2010. Ruyati was convicted and beheaded in Mecca, Saudi Arabia, on June 18th, 2011. The news Ruyati’ death invites lots of good comments from the public, government, and different point of views for media presentations. Many mass media construct the news through people’s views that the government is slow to train workers to handle death verdict cases. But ANTARA which is the semi-government’s news agency tried to show the audience that the government has an effort to face the death verdict case for migrant worker. This research intended to find independence, balance, and views of ANTARA news agency in seeing case of migrant worker Ruyati by death verdict in Saudi Arabia. The review is focused on the text of the news which was issued on Juni 2011 in the site antaranews.com. ANTARA was chosen as the object of study because it is a news agency in Indonesia which is used as an official adaption by hundreds of media. This study is qualitative study using text-level discourse analysis developed by Teun van Dijk. With text analysis, researchers will look at the way each thematic element, schematic, semantic, syntactic, stylistic, and rhetorical devices used by the media to construct the discourse of legal migrant workers by death verdict by the news text issued in antaranews.com site which is referring to the Code Of Journalistic Ethics. This study is leads to two conclusions. ANTARA was an independent and not balanced media. First, ANTARA is called independent because the writing of truth based on data and facts on the ground. In Code Of Journalistic-Ethics, independent is a way to independent, using balance resource which was all side got same chance to speak, and should convey facts. Next, ANTARA is not balanced because it tends to present the news that the mouthpiece of the government because of its position as a semi-government-owned institutions.
×
Penulis Utama : Amin Maulin Nastria
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D0207004
Tahun : 2012
Judul : Independensi dan keberimbangan berita ANTARA (analisis wacana mengenai pemberitaan sikap pemerintah terkait kasus hukum pancung TKI Ruyati di Arab Saudi pada lembaga kantor berita nasional ANTARA edisi Juni 2011)
Edisi :
Imprint : Surakarta - FISIP - 2012
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi
Kolasi :
Sumber : UNS-FISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D.0207004-2012
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, S.U, M.A., Ph.D
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.