Penulis Utama : Cahyo Bowo Riskianto
NIM / NIP : I0106148
× Penggunaan fly ash sebagai bahan pengganti semen dalam campuran geopolymer mortar sangat potensial untuk digunakan dalam pekerjaan patch repair. Geopolymer mortar ini dihasilkan dengan mencampurkan pasir, air, dan fly ash sebagai bahan pengikat, yang direaksikan oleh alkali aktivator yaitu Sodium hidroksida (NaOH) dan Sodium silikat (Na2SiO3) melalui proses polimerisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modulus alkali dan kadar aktivator terhadap kuat lentur dan kekakuan lentur fly ash based geopolymer mortar, sehingga didapatkan komposisi campuran fly ash based geopolymer mortar yang memenuhi persyaratan kuat lentur dan kekakuan lentur sebagai repair material. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan suatu percobaan di laboratorium, benda uji yang dipakai adalah balok dengan ukuran 100 x 100 x 500 mm. Variasi modulus alkali yang digunakan adalah 1, 1.25, dan 1.5 dengan kadar aktivator masing-masing 113%, 49%, dan 41%. Variasi kadar aktivator yang digunakan adalah 49%, 55%, dan 61% dengan modulus alkali 1.25. Dari percobaan akan diperoleh data beban maksimal saat terjadi keruntuhan dan lendutan pada masing-masing benda uji di setiap kenaikan beban 50 kg. Dari data tersebut dapat dianalisis menjadi nilai kuat lentur (modulus of rupture) dan kekakuan lentur masing-masing benda uji. Pengaruh peningkatan rasio modulus alkali dan kadar aktivator terhadap kuat lentur dinyatakan dalam suatu grafik dengan persamaan y = -94x2 + 264,3x – 38 dan kekakuan lenturnya dengan persamaan y = -16,24x2 + 64,94x + 55,25, dimana x adalah variasi rasio modulus alkali dan kadar aktivator dan y adalah persen rasio (m) kuat lentur dan kekakuan lentur variasi rasio 2,551 dan rasio 3,659 terhadap rasio 0,885. Pengaruh penambahan kadar aktivator terhadap kuat lentur dinyatakan dalam suatu grafik dengan persamaan y = -0,259x2 + 27,97x – 647,3 dan kekakuan lenturnya dengan persamaan y = -0,063x2 + 7,681x – 131,8, dimana x adalah kadar aktivator dan y adalah persen rasio kuat lentur dan kekakuan lentur variasi kadar aktivator terhadap kuat lentur kadar aktivator 49%. Kuat lentur tertinggi didapatkan dari fly ash-based geopolymer mortar dengan modulus alkali 1,25 dan kadar aktivator 55%. Kekakuan lentur yang nilainya mengalami kenaikan dengan stabil dari hari-kehari adalah fly ash-based geopolymer mortar rasio 2,551; rasio 3,659; modulus alkali 1,25 dengan kadar aktivator 49%; dan 55%. The use of fly ash as a cement replacement material in a mixture of geopolymer mortar is potential to use in patch repair work. Geopolymer mortar is produced by mixing sand, water, and fly ash as a binder, reacted by the alkali activator is sodium hydroxide (NaOH) and sodium silicate (Na2SiO3) through a process of polymerization. The purpose of this study is to determine the effect of alkali modulus and the activator content of flexural strength and flexural of fly ash-based geopolymer mortar, so we get the composition of the mixture of fly ash-based geopolymer mortar that meets the requirements of flexural strength and flexural stiffness as a repair material. The method used in this study is to conduct an experiment in the laboratory, the test object used is the beam with size 100 x 100 x 500 mm. Variations in modulus alkali used is 1, 1.25, and 1.5 with activator levels respectively 113%, 49%, and 41%. Variations in levels of activator used is 49%, 55%, and 61% with an alkali modulus 1.25. From the is experiment, data of the maximum load will be obtained when the collapse and deflection at each test object in any increase in load of 50 kg. From these data we can analyze into the value of flexural strength (modulus of rupture) and flexural stiffness of each test specimen. Effect of increasing the ratio of alkali modulus and activator content to the flexural strength is expressed in a graph with equation y = -94x2 + 264,3x – 38 and bending stiffness by the equation y = -16,24x2 + 64,94x + 55,25, where x is variation of alkali modulus ratio and levels of alkaline activator and y is the percent ratio (m) flexural strength and flexural stiffness ratio variation ratio of 2.551 and 3.659 to 0.885 ratio. Effect of addition of activator levels of flexural strength is expressed in a graph with the equation y = -0,259x2 + 27,97x – 647,3 and bending stiffness by the equation y = -0,063x2 + 7,681x – 131,8, where x is the level of activator and y is the percent ratio of flexural strength and flexural stiffness variation of flexural strength levels to the activator content of 49%. The highest flexural strength obtained from fly ash-based geopolymer mortar with alkali modulus of 1.25 and 55% content activators. Flexural stiffness of which the value has increased steadily from day-to day is the fly ash-based geopolymer mortar ratio of 2.551; ratio of 3.659; alkali modulus of 1.25 with the alkaline activator levels 49% and 55%.
×
Penulis Utama : Cahyo Bowo Riskianto
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : I0106148
Tahun : 2012
Judul : Pengaruh modulus alkali dan kadar aktivator terhadap sifat lentur fly ash based geopolymer mortar
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2012
Program Studi : S-1 Teknik Sipil
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Teknik Jur. Teknik Sipil-I.0106148-2012
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. S. A. Kristiawan, ST., MSc., PhD
2. Ir. Sunarmasto, MT
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.