Akulturasi budaya sebagai upaya rekonsiliasi etnis jawa-cina di kampung Balong Sudiroprajan Surakarta
Penulis Utama
:
Dwi Ari Wibowo
NIM / NIP
:
C0506017
×Penelitian ini berjudul Akulturasi Budaya Jawa-Cina Sebagai Upaya
Rekonsiliasi Etnis Jawa-Cina Di Kampung Balong Sudriroprajan Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang terbentuknya
masyarakat Cina di Surakarta (2) Mengetahui kehidupan dan interaksi masyarakat
Jawa-Cina di dalam komunitas perkampungan Balong Sudiroprajan. (3)
Mengetahui masyarakat perkampungan Balong Sudiroprajan memaknai simbol-simbol akulturasi Jawa dan Cina pasca konflik
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
historis yang meliputi empat langkah metode, yaitu heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
studi dokumen, studi pustaka dan wawancara. Untuk menganalisis data,
menggunakan teknik analisa data diskriptif yang artinya memaparkan suatu
fenomena beserta ciri-cirinya secara khusus yang terdapat dalam fenomena itu,
dan analisis adalah usaha untuk menganalisa dan menginterpretasikan data-data
yang berhubungan dengan topik permasalahan. Dengan sendirinya studi tidak
hanya mempermasalahkan apa, dimana, kapan, tetapi lebih jauh lagi juga
mempermasalahkan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa dapat terjadi.
Dari analisa itu dapat disimpulkan beberapa hal yaitu bahwa yang
melatarbelakangi munculnya perpaduan budaya baru antara Jawa-Cina adalah
perubahan sosial akibat konflik yang mengarah pada etnis Cina maka seirama
dengan reformasi demokratis ini terlihat adanya upaya-upaya mengangkat
kembali isu-isu solidaritas kebangsaan terutama dalam hubungannya dengan
persamaan dan penyatuan Etnis Jawa dan Cina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Etnis Jawa dan Etnis Cina
sebenarnya memiliki pandangan hidup yang sama yaitu menjaga hubungan
sesama manusia yang harmonis. Ritual dan perayaan yang muncul dari hasil
perpaduan budaya Jawa dan Cina merupakan kelanjutan dari budaya perkawinan
campur yang ada sejak lama. Perayaan dan ritual-ritual yang melibatkan dua unsur
budaya menjadi satu ini adalah upaya masyarakat Kelurahan Sudiroprajan untuk
menyampaikan pesan bahwa antara Etnis Jawa dan Etnis Cina dapat membaur dan
berakulturasi dengan baik apabila adanya kesadaran untuk saling menghargai
perbedaan latar belakang etnis, kepercayaan, dan budaya. Perbedaan yang ada
ditunjukkan oleh masyarakat Sudiroprajan sebagai suatu kesatuan atas
keberagaman.
This research is entitled Acculturation as a reconciliation effort of
Javanese-Chinese ethnic in Balong Sudiroprajan Village, Surakarta. This study
has purposes: (1) to determine the background of the Chinese society formation in
Surakarta; (2) to determine the lives and interactions of Javanese-Chinese society
in Balong Sudiroprajan Vilage; (3) to know how the Balong Sudiroprajan Village
society interpret the symbols of Javanese and Chinese acculturation after conflict.
The research method used in this study was the historical method
including four-step methods; they were heuristic, source criticism, interpretation,
and historiography. The techniques of data collection used were document
analysis, literature study, and interview. To analyze the data, the researcher used
descriptive data analysis technique which means to describe a phenomenon and its
characteristics specificaly containing in the phenomenon; and analysis means an
attempt to analyze and interpret the data related to the subject matter. The study
does not only concern about what, where, when, but also concerns about how and
why a phenomenon occurs.
The result of the analysis shows that the background of the emergence of
new cultural fusion between Javanese and Chinese society is a social change, as a
result of the conflict that lead to Chinese ethnic, which is in line with the
democratic reform. This change is seen from the efforts to raise the issues of
national solidarity, especially in relation with equality and unification of Javanese
and Chinese ethnics.
The result showed that the Javanese and Chinese ethnics, in fact, have the
same outlook on life which is keeping a harmonious human relationship. The
rituals and celebrations which arise from the combination of Javanese and Chinese
culture are a continuation of the cultural intermarriage which has existed since a
long time ago. The celebrations and rituals involving the fusion of two culture
elements are the effort of Sudiroprajan society to convey a message that Javanese
and Chinese ethnics can blend and acculturate well when there is a consciousness
of mutual respect for differences in ethnic background, beliefs, and cultures. The
existing differences are shown by Sudiroprajan society as a unity and a diversity
×
Penulis Utama
:
Dwi Ari Wibowo
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
C0506017
Tahun
:
2012
Judul
:
Akulturasi budaya sebagai upaya rekonsiliasi etnis jawa-cina di kampung Balong Sudiroprajan Surakarta
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - FSSR - 2012
Program Studi
:
S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-FSSR Jur. Ilmu Sejarah-C.0506017-2012
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Drs. Sudarmono, S.U
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.