Penulis Utama : Mudmainah Vitasari
NIM / NIP : K5407003
× Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui kerentanan Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang tahun 2011, (2) Mengidentifikasi prioritas kerentanan Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang tahun 2011, (3) Mengetahui kapasitas Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang tahun 2011, (4) Mengidentifikasi tindakan/aksi pengurangan risiko bencana yang akan dilakukan masyarakat Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang tahun 2011, (5) Mengetahui prioritas tindakan/aksi pengurangan risiko bencana yang akan dilakukan masyarakat Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang tahun 2011. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan historis dengan pendekatan VCA (Vulnerability and Capacity Assesment). Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling digunakan untuk memilih sampel desa untuk masing-masing Kawasan Rawan Bencana (KRB) dan memilih sampel responden di sampel desa pada tiap Kawasan Rawan Bencana (KRB). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, observasi langsung, wawancara, angket/kuesioner, metode dinding (wall method). Teknik analisis yang digunakan adalah dengan skoring, analisis PRA (Participatory Rural Appriasal) dan analisis semiPRA. Hasil penelitian ini adalah : (1) Kawasan Rawan Bencana III dan II Kabupaten Magelang tergolong rentan, sedangkan Kawasan Rawan Bencana I tergolong cukup rentan. (2) Kerentanan yang diprioritaskan pada Kawasan Rawan Bencana III, II dan I Kabupaten Magelang, yaitu : (a) Kerentanan yang diprioritaskan pada Kawasan Rawan Bencana III adalah padatnya pemukiman penduduk; intensitas erupsi tinggi dan tidak dapat diprediksi; sektor utama pertanian salak; jembatan, sarana irigasi dan air bersih yang rusak. (b) Kerentanan yang diprioritaskan pada Kawasan Rawan Bencana II adalah padatnya pemukiman penduduk; intensitas erupsi tinggi dan tidak dapat diprediksi; sektor utama pertanian salak; jalan rusak dan kurang lebar dan peningkatan jumlah penduduk yang tinggi. (c) Kerentanan yang diprioritaskan pada Kawasan Rawan Bencana I kerentanan adalah padatnya pemukiman penduduk; irigasi rusak; kesiapsiagaan masyarakat rendah; kurangnya pelatihan kebencanaan; belum adanya normalisasi sungai; tanggul rusak dan musim penghujan yang panjang meningkatkan intensitas lahar dingin. (3) Kawasan Rawan Bencana III Kabupaten Magelang mempunyai kapasitas tinggi. Kawasan Rawan Bencana II dan I Kabupaten Magelang mempunyai kapasitas sedang. (4) Tindakan/aksi pengurangan risiko bencana Kawasan Rawan Bencana III, II dan I Kabupaten Magelang melliputi tindakan persiapan masyarakat dusun menghadapi bencana secara partisipatif bersama-sama dengan tindakan persiapan masyarakat desa menghadapi bencana secara partisipatif kemudian dilanjutkan tindakan persiapan bencana Kabupaten Magelang. Rekomendasi tindakan pemulihan dan peningkatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana meliputi tindakan/aksi pemulihan keadaan masyarakat pasca bencana erupsi Merapi 2010 dan banjir lahar dingin 2011 kemudian dilanjutkan tindakan/aksi pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas. (5) Prioritas tindakan/aksi pengurangan risiko bencana Kawasan Rawan Bencana III, II dan I Kabupaten Magelang : (a) Prioritas penanganan ketika terjadi bencana yaitu kelompok masyarakat rentan (anak-anak, ibu hamil dan orang lanjut usia) dan daerah yang dianggap paling rawan dalam kejadian erupsi. (b) Rekomendasi tindakan/aksi pemulihan dan peningkatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana yang diprioritaskan kawasan rawan bencana III, II dan I Kabupaten Magelang adalah tindakan/aksi pemulihan keadaan pasca bencana erupsi Merapi 2010 dan banjir lahar dingin 2011, yaitu pembekalan masyarakat dengan berbagai keterampilan, pemulihan perkebunan salak akibat erupsi dan perbaikan sarana yang rusak dari dampak bencana. Selanjutnya tindakan/aksi yang dilakukan adalah tindakan/aksi pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas sesuai yang dibutuhkan pada masing kawasan. The objectives of this research are: (1) to investigate the vulnerability of the area vulnerable to the explosion disaster of Mount Merapi of Magelang regency in 2011; (2) to identify the priority of the vulnerability of the area vulnerable to the explosion disaster of Mount Merapi of Magelang regency in 2011; (3) to investigate the capacity of the area vulnerable to the explosion disaster of Mount Merapi of Magelang regency in 2011; (4) to identify the actions which are going to be done by the community living in the area vulnerable to the explosion disaster of Mount Merapi of Magelang to reduce such a disaster risk in 2011; and (5) to investigate the priority of the actions which are going to be done by the community members living in the area vulnerable to the explosion disaster of Mount Merapi of Magelang to reduce such a disaster risk in 2011. This research used the descriptive historical method with the VCA (Vulnerability and Capacity Assessment) approach. This research used the purposive sampling technique to take the sample of villages in each area vulnerable to the explosion disaster and the sample of community members in each area vulnerable to the explosion disaster. The data of this research were gathered through documentation, direct observation, interview, questionnaire, and wall method. The data were then analyzed by using scoring, the semi PRA (Participatory Rural Appraisal), and the PRA (Participatory Rural Appraisal) analysis techniques. The results of this research are as follows: (1) the area vulnerable to the explosion disaster of Ring III and Ring II of Magelang regency is classified as vulnerable whereas the area vulnerable to the explosion disaster of Ring I is classified as sufficiently vulnerable; (2) the priority of the vulnerability of the areas vulnerable to the explosion disaster of Rings III, II, and I of Magelang regency is as follows: (a) the vulnerability of the area vulnerable to the explosion disaster of Ring III consists of dense population, high and unpredictable intensity of eruption, main sector of snakefruit farming, bridges, and damaged irrigation facilities and clean water; (b) the vulnerability of the area vulnerable to the explosion disaster of Ring II consists of dense population, high and unpredictable intensity of eruption, main sector of snakefruit farming, damaged and less wide roads, and high increase in the number of population; (c) the priority of the vulnerability of the area vulnerable to the explosion disaster of Ring I consists of dense population, damaged irrigation facilities, low alertness of the community members, lack of disaster preparedness training, none of river normalization program, damaged embankment, and long wet season which increases the intensity of the cold mudflow; (3) the area vulnerable to the disaster risk of Ring III of Magelang regency has high capacity whereas such area of Ring II and Ring I of Magelang regency has medium capacity; (4) the action which is going to be done by the community members to reduce the disaster risk of Rings III, II, and I of Magelang regency include: preparatory actions of the villagers in coping with the disaster participatorily and preparatory actions of disaster preparedness in Magelang regency. The recommended action of recovery and capacity enhancement in reducing the disaster risk includes the actions to restore the condition of the community members following the eruption disaster of Mount Merapi in 2010 and the mudflow flood of 2011, and the actions to reduce vulnerability and to increase capacity; (5) the actions which are made prior in order to reduce the disaster risk of the area vulnerable to the disaster risk of Rings III, II, and I of Magelang regency include: (a) the actions which are made prior to be done to at the time of disaster to the vulnerable group of people who consist of children, pregnant women, and elderly people as well as the areas which are considered to be the most vulnerable ones when eruption takes place; and (b) the recommended actions to restore the condition and to increase the capacity in reducing the disaster risk which are made prior in the vulnerable area of Rings III, II, and I of Magelang regency include equipping the community members with various skills, restoring the snakefruit farming from the damage caused by the eruption, and the improvement of the facilities which got damaged due to the disaster. Furthermore, the actions to reduce vulnerability and to increase capacity are done in accordance with the need of the community members in each ring of area.
×
Penulis Utama : Mudmainah Vitasari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K5407003
Tahun : 2011
Judul : Asesmen kerentanan dan kapasitas desa berbasis masyarakat dalam pengurangan risiko bencana di kawasan rawan bencana gunung merapi Kabupaten Magelang tahun 2011
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2011
Program Studi : S-1 Pendidikan Geografi
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Pendidikan Geografi-K. 5407003-2011
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si
2. Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.