Proses social capital dalam penataan pedagang kaki lima (studi kasus pada Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) di jalan Kartini kota Semarang)
Penulis Utama
:
Heni Rusmiati
NIM / NIP
:
S2410080
×PKL erat kaitannya dengan masalah kemiskinan. Mereka berprofesi sebagai PKL
karena tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain. PKL selalu dihadapkan pada permasalahan
relokasi. Hal ini dikarenakan secara umum keberadaan PKL diabaikan. Pemerintah
cenderung bertindak represif dan legalistis terhadap sektor informal ini. PKL akan tetap
survive dan dapat keluar dari masalah kemiskinan hanya jika mereka masuk atau
mempunyai network sebagai modal bagi mereka. PKL P3BS di Jalan Kartini selalu
menolak kebijakan pemerintah mengenai relokasi terhadap mereka. Pada akhirnya PKL
P3BS di Jalan Kartini membentuk suatu Pauyuban (P3BS) sebagai modal mereka yang di
dalamnya terdapat interaksi- interaksi dari interaksi lokal dengan lokal maupun lokal
dengan eksternal. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
proses social capital dalam resolusi konflik dan untuk mempertahankan eksistensi PKL
P3BS di Jalan Kartini Kota Semarang dilihat dari bonding, bridging, dan linking .
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mencoba untuk
memecahkan masalah dengan cara memaparkan, menafsirkan serta
menginterpretasikannya. Penulis menggunakan metode fenomenologi dengan menekankan
pengumpulan data melalui observasi non partisipan dan in-depth interview sebagai teknik
pengumpulan data. Dalam menetapkan informan, penulis menggunakan teknik purposive
sampling dan snowball sampling. Sebagai validitas data, penulis menggunakan
trianggulasi data dan trianggulasi sumber untuk meminimalisir kesalahan- kesalahan yang
mungkin terjadi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis interpretatif dan intersubjektif dengan komponen utama mengolah data mentah ke
dalam tema- tema yang sesuai dengan fokus penelitian dan disajikan dalam hasil penelitian
dan pembahasan.
Hasil penelitian menunjukkan pada tataran bonding, interaksi- interaksi yang
dilakukan justru berpotensi menimbulkan konflik karena kerjasama dan trust yang rendah;
pada tataran bridging, interaksi- interaksi yang dapat meresolusi konflik adalah kerjasama
yang dibangun dengan masyarakat dan perparkiran. Namun, dalam tataran ini potensi
konflik timbul dari tidak ada atau lemahnya kerjasama dengan kelompok komunitas
sejenis; tataran linking, interpersonal relationship dan kerjasama yang saling
menguntungkan merupakan faktor utama dalam resolusi konflik yang menimbulkan
diskresi- diskresi yang menguntungkan PKL . Namun, kuatnya ikatan ini resisten terhadap
timbulnya konflik karena adanya kecemburuan sosial dari kelompok komunitas sejenis
yang merasa terabaikan kepentingan- kepentingannya.
Penulis memberikan beberapa saran kepada PKL P3BS di Jalan Kartini Kota
Semarang diantaranya : (1) memperbaiki manajemen keuangan paguyuban, (2) usahakan
untuk menjalin komunikasi dengan Pedagang Karimata untuk mencari solusi terbaik dan
demi kepentingan bersama yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, (3) meminta
kejelasan mengenai kepastian relokasi kepada Pemerintah sehingga masih PKL tidak
terombang -ambing.
Street vendor is closely related to the poverty problems. They are working as
street vendors because they have no other profession choice. Street vendor is always
meet with relocation. Generally, the existence of street vendor is ignored. The
government inclined to repressive and legalistic with this sector. Street vendor can
survive and go out from their poverty problem if they come into network as their
capital. P3BS street vendor is always refusing government relocation program and
they are forming a network as their capital from local-local connection and local-external connection. The purpose of this research is explaining about Social Capital
Processes in Organizing Street Vendor (A Case Study at PAGUYUBAN PESONA
PEDAGANG BURUNG SEMARANG (P3BS) On Jalan Kartini Semarang City.
Type of this research is descriptive qualitative which is used to read, explain,
and interpret the existing data. In collecting data, the writer takes phenomenology
method. This method includes non participant observation and in-depth interview as
collecting data technique. The writer chooses informant by using purposive sampling
and snowball sampling. To minimize possible errors, the writer takes triangulation as
data validation. In analyzing data, the writer uses interpretative and intersubjective
analysis by meaning intersubjective construction.
The findings, P3BS Street Vendor make an organization as their umbrella to
facilitate coordination and collective action. Social capital in Organizing P3BS Street
Vendor is viewed into three dimensions; they are bonding, bridging, and linking. In
bonding ties, P3BS Street Vendors make relationship in internal parties; in bonding
ties, they coordinate to assemble money from P3BS community m embers as
operational donation. In collecting money for operational donation, P3BS community
has low awareness. It resistance to conflict already happened. Beside that, the norm of
trust that is low in P3BS community is also resistance to make conflict. Br idging is
essential to use in problem solving. In P3BS community, they are making relationship
with the society surrounded and parking place organizer. This relationship is mutual
benefit for the society and parking place organizer. But, there is also already factor in
conflict sourcing. The factor is about no communication and relationship between
P3BS Street Vendor and Community of Trader surrounded. In linking ties, there is
mutual benefit relationship between P3BS Street Vendor and Government. The strong
ties between P3BS Street Vendor, LBH, and someone who has authority in Semarang
City make P3BS Street Vendor saves. P3BS Street Vendor is given discretion from
this tie. They can do trading activity on Jalan Kartini for a long time or uncertain
time. But, linking ties make Community Trader surrounded Jalan Kartini feel
jealous. It is because the community of trader surrounding Jalan Kartini interest is
becoming ignored.
There are some suggestions to P3BS Street Vendors, they are: (1) changing
financial management, (2) try to communicate and find a good solution that is
mutually beneficial with Karimata‟s traders, (3) Asking to the government about
relocation certainty.
×
Penulis Utama
:
Heni Rusmiati
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S2410080
Tahun
:
2012
Judul
:
Proses social capital dalam penataan pedagang kaki lima (studi kasus pada Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) di jalan Kartini kota Semarang)