Penulis Utama : Adisti Tunjungsari
NIM / NIP : C0108013
× Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah struktur Serat Babad Umbul Pengging yang meliputi lapis bunyi, lapis arti, lapis norma, lapis dunia dan lapis metafisis? (2) bagaimanakah aspek-aspek semiotik Serat Babad Umbul Pengging? (3) bagaimanakah makna semiotik Serat Babad Umbul Pengging bagi masyarakat dan kebudayaan Jawa? Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan struktur Serat Babad Umbul Pengging yang meliputi lapis bunyi, lapis arti, lapis norma, lapis dunia dan lapis metafisis, (2) mendeskripsikan aspek-aspek semiotik Serat Babad Umbul Pengging, (3) mendiskripsikan makna semiotik Serat Babad Umbul Pengging bagi masyarakat dan kebudayaan Jawa. Manfaat teoretis dari penelitian ini diharapkan menambah wawasan teori struktural dan teori semiotik serta dapat menambah dan memperkaya khasanah penelitian sastra khususnya semiotik. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian penulisan selanjutnya dan khususnya untuk bidang pertanian dapat menjadikan sistem irigasi yang baik disekitar umbul. Dengan adanya aliran dari umbul pengging menjadikan sistem irigasi bagi masyarakat sekitar. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian sastra deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah edisi teks Serat Babad Umbul Pengging yang telah dikerjakan secara filologis oleh Prasetyo Adi Wisnu Wibowo pada tahun 1999. Dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data menggunakan content analysis adalah strategi untuk menangkap pesan karya sastra, serta teknik kepustakaan adalah teknik yang mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik analisis data bertujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Bagi penelitian kualitatif, ada tiga hal yang perlu diketahui dalam proses analisis data, yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi serta simpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa SBUP memiliki unsur-unsur pembangun seperti lapis bunyi, lapis arti yang terdiri dari dasanama, tembung garba, tembung wancahan, pepindan, citra dengaran, citra lihat, allegori, sengkalan, lapis norma: objek, latar, tokoh, lapis dunia, dan lapis metafisis. Aspek-aspek semiotik dalam SBUP terdiri dari index berupa: suara gamelan berarti penyambutan dan hiburan, suara genderang dan gong berarti penyambutan kehadiran raja, suara meriam berarti adaya peristiwa penting, serta suara selompret penyambutan raja yang telah kembali ke istana; simbol berupa: lengkungan dengan rumbai-rumbai berarti adanya hajatan, taman berarti keindahan, rumah panggung berarti rumah peristirahatan raja, kelambu berarti perlindungan juga sebagai hambatan, arca berarti sebagai penjaga, jambangan berarti tempat, bunga melati berarti segala sesuatu harus dengan hati, bunga xv kenanga berarti kenanglah apa yang sudah diberikan nenek moyang, bunga kantil berarti selalu ingat, kolam berarti pemandian raja, serta kuda berarti sarana mencapai cita-cita; sengkalan rupa gapura sapta iku, sengkalan rupa gapura sabdeng jati, serta sengkalan rupa gapura sabdaning srinarendra. Juga terdapat simbol kedermawanan yang berupa menebarkan uang yang berarti agar orang-orang merasakan kebahagiaan yang sama dan simbol pantangan berupa larangan mandi yang berarti akan mengotori sucinya air.
×
Penulis Utama : Adisti Tunjungsari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0108013
Tahun : 2012
Judul : Serat Babad Umbul Pengging (Tinjauan Semiotik)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. SSR - 2012
Program Studi : S-1 Sastra Jawa
Kolasi :
Sumber : UNS-F.SSR Jur. Sastra Daerah-C0108013-2012
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dra. Sundari, M.Hum.,
2. Drs. Christiana Dwiwardhana, M.Hum.,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.