Penulis Utama : Laila Nur Milati
NIM / NIP : H0708121
× Kubis merupakan sayuran yang banyak dibutuhkan karena mengandung zat-zat yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Upaya produksi kubis terus meningkat namun tidak diimbangi dengan teknik budidaya yang tepat sehingga terjadi kerusakan kubis karena hama dan penyakit. Penyakit utama yang menyebabkan kegagalan panen kubis disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae Wor. Cendawan ini menyebabkan pembengkakan pada akar sehingga mengganggu sistem transportasi unsur hara. Upaya pengendalian penyakit ini sudah banyak dilakukan namun belum ditemukan cara pengendalian yang paling efektif dan ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan tiga bahan yaitu Trichoderma sp., flusulfamide, dan ekstrak daun pahitan (Tithonia diversifolia Grey.). Trichoderma sp. merupakan agens hayati yang diketahui mampu mengeluarkan senyawa yang dapat menekan pembentukan spora P. brassicae. Flusulfamide merupakan bahan kimia yang mampu menekan pembentukan spora istirahat P. brassicae di dalam tanah. Daun pahitan mempunyai kandungan zat yang dapat membunuh patogen termasuk jamur di dalam tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Desember 2011 di Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perancangan penelitian disesuaikan dengan kepentingan diatur menurut jenis perlakuan dan kemiringan. Pengamatan dilakukan pada 8 perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (perlakuan petani), Trichoderma sp. dengan dosis 100 g/bedeng, flusulfamide 10 g/bedeng, ekstrak daun pahitan 5% sebanyak 200 ml/lubang tanam, dan kombinasinya. Variabel pengamatan meliputi insidens penyakit (IP), keparahan penyakit (KP), berat krop, peningkatan hasil krop, diameter krop, kepadatan krop, dan populasi mikroba rhizosfer kubis. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif dilanjutkan uji T bila terdapat beda nyata. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bagian terinfeksi P. brassicae hanya terjadi pada tiga bedengan atas yaitu perlakuan Trichoderma sp., Trichoderma sp. dan pahitan, serta pahitan. Kubis yang telah terinfeksi akar gada masih dapat bertahan hingga panen. Hal ini karena infeksi P. brassicae terjadi pada fase generatif sehingga kubis masih dapat hidup meskipun hasil krop tidak sebaik pada tanaman sehat. Kontrol memberikan hasil krop yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain karena kesuburan tanah yang berbeda pada lahan. Hasil krop dengan diameter besar tidak selalu memiliki kepadatan dan berat krop yang tinggi. Besar dan ukuran krop tergantung pada besar dan lebar tulang daun. Daun terlalu lebar dan tulang daun terlalu besar menyebabkan daun tidak tumbuh rapat sehingga menghasilkan krop keropos. Populasi mikroba yang ditemukan pada rhizosfer kubis berbeda pada setiap perlakuan. Pada kontrol tidak ditemukan bakteri dan pada kombinasi Trichoderma sp. dan flusulfamide tidak ditemukan jamur.
×
Penulis Utama : Laila Nur Milati
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0708121
Tahun : 2012
Judul : Efektivitas dan kompatibilitas trichoderma sp., flusulfamide, dan ekstrak daun pahitan (tithonia diversifolia grey.) untuk pengendalian akar gada pada kubis
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Pertanian - 2012
Program Studi : S-1 Agroekoteknologi
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Pertanian Jur. Agroteknologi-H.0708121-2012
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP
2. Dr. Ir. Hadiwiyono, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.