Penulis Utama : Arief Wahyu Nugroho
NIM / NIP : C0207016
× Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk TTD dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM?, (2) Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM?, dan (3) Bagaimanakah implikatur di balik pelanggaran prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk TTD dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM, (2) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM, dan (3) Mendeskripsikan implikatur di balik pelanggaran prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Dengan demikian, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pragmatik. Sumber data yang digunakan adalah sinetron religi yaitu SIKTP dan SPRR yang ditayangkan di SCTV dan SSM yang ditayangkan di MNCTV. Data dalam penilitian ini adalah tuturan yang mengandung TTD dan tuturan yang melanggar prinsip kesantunan beserta konteks yang terdapat dalam percakapan SIKTP di SCTV tanggal 29-30 Mei 2011, yaitu episode 441-442; percakapan SPRR di SCTV tanggal 17-18 Juli 2011, yaitu episode 179-180; dan percakapan SSM di MNCTV tanggal 26-27 Juli 2011, yaitu episode 2-3. Teknik penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik-tekniknya, yaitu teknik rekam dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kontekstual dan metode analisis heuristik. Berdasarkan analisis dapat diambil tiga kesimpulan. Pertama, ditemukan sembilan macam TTD dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM, yaitu TTD menyuruh, melarang, meminta, mengajak, menyarankan, menasihati, memohon, mengingatkan, dan mempersilakan. TTD yang paling banyak ditemukan adalah TTD menyuruh. Sementara itu, di antara SIKTP, SPRR, dan SSM yang paling banyak mengandung TTD, yaitu TTD menyuruh, melarang, meminta, mengajak, menyarankan, dan mengingtkan paling banyak ditemukan dalam SIKTP jika dibandingkan dengan TTD tersebut dalam SPRR dan SSM; TTD menasihati dan memohon paling banyak ditemukan dalam SIKTP dan SPRR jika dibandingkan dengan TTD tersebut dalam SSM; dan TTD mempersilakan paling banyak ditemukan dalam SPRR dan SSM jika dibandingkan dengan TTD tersebut dalam SIKTP. Selain itu, terdapat TTD yang tidak ditemukan dalam SIKTP yaitu TTD mempersilakan, dan TTD memohon tidak ditemukan dalam SSM. Kedua, ditemukan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM. Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan itu xvi meliputi enam maksim. Secara berturut-turut mulai pelanggaran yang paling banyak ialah pelanggaran terhadap maksim kearifan, pujian, kesepakatan, simpati, kerendahan hati, dan kedermawanan. Pelanggaran prinsip kesantunan didominasi oleh maksim kearifan, karena di dalam ketiga sinetron religi yang bergenre humor tersebut di samping untuk menghibur pemirsa sebagai tontonan, juga memiliki maksud lain, yaitu untuk memberikan nasihat atau anjuran yang baik kepada pemirsa, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dengan harapan agar pemirsa dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat bagi diri mereka dalam menjalani hidup. Dengan perkataan lain, dapat dijadikan sebagai tuntunan, yaitu dalam hal kebaikan. Sementara itu, di antara SIKTP, SPRR, dan SSM yang paling banyak melanggar setiap maksim, yaitu pelanggaran maksim kearifan, pujian, kerendahan hati, dan kesepakatan paling banyak ditemukan dalam SIKTP jika dibandingkan dengan pelanggaran maksim-maksim tersebut dalam SPRR dan SSM, sedangkan pelanggaran maksim kedermawanan dan simpati paling banyak ditemukan dalam SSM jika dibandingkan dengan pelanggaran maksim tersebut dalam SIKTP dan SPRR. Ketiga, ditemukan delapan macam implikatur akibat pelanggaran prinsip kesantunan dalam percakapan SIKTP, SPRR, dan SSM, yaitu implikatur mengkritik, menghina, menolak, sindiran, menyombongkan diri, tidak suka, keraguan, dan kecewa. Implikatur yang paling banyak ditemukan ialah implikatur mengkritik. Sementara itu, di antara SIKTP, SPRR, dan SSM yang paling banyak mengandung setiap implikatur, yaitu implikatur mengkritik, menolak, sindiran, tidak suka, dan kecewa paling banyak ditemukan dalam SIKTP jika dibandingkan dengan implikatur-implikatur tersebut dalam SPRR dan SSM, implikatur menghina paling banyak ditemukan dalam SIKTP dan SPRR jika dibandingkan dengan implikatur tersebut dalam SSM, implikatur keraguan paling banyak ditemukan dalam SPRR jika dibandingkan dengan implikatur tersebut dalam SIKTP dan SSM, sedangkan implikatur menyombongkan diri paling banyak ditemukan dalam SSM jika dibandingkan dengan implikatur tersebut dalam SIKTP dan SPRR.
×
Penulis Utama : Arief Wahyu Nugroho
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0207016
Tahun : 2012
Judul : Tindak Tutur Direktif dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Sinetron Islam KTP, Pesantren Dan Rock’n Roll, Dan Sampeyan Muslim?: Sebuah Pendekatan Pragmatik
Edisi :
Imprint : Surakarta - FSSR - 2012
Program Studi : S-1 Sastra Indonesia
Kolasi :
Sumber : UNS-FSSR Jur. Sastra Indonesia- C0207016-2012
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum.,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.