Penulis Utama : Intan Senggo Rukmi
NIM / NIP : S250908006
× Masalah perawatan kecantikan merupakan hal yang banyak ditulis dan menjadi bahan penelitian. Konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit menarik untuk dikaji karena selama ini banyak kalangan menganggap kecantikan fisik ragawi adalah segalanya, sehingga mereka berani mengeluarkan banyak biaya untuk memenuhi kepuasan dalam merawat kecantikan yang telah diraihnya melalui berbagai macam proses yang dilakukannya dari mulai perawatan secara tradisional, sampai secara medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi sosial perawatan kecantikan kulit perempuan muda etnis Jawa di Kota Surakarta, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konstruksi sosial mengenai perawatan kecantikan kulit, dan perilaku perempuan muda etnis Jawa dalam merawat kulit dan pengaruhnya. Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann di gunakan untuk menganalisa masalah ini. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang mengambil lokasi di Surakarta, Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi langsung, wawancara mendalam, dokumentasi. Validitas data dengan trianggulasi data. Teknik analisis data yang di gunakan adalah model interaktif. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan pergeseran makna cantik yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman, menunjukkan adanya perubahan konstruksi mengenai kecantikan itu sendiri. Tahap eksternalisasi yaitu pengaruh yang dilakukan pihak lain untuk melakukan perawatan kecantikan kulit antara lain Faktor eksternal yang meliputi teman kerja, teman kuliah, saudara perempuan, brosur-brosur dari klinik kecantikan, iklan tentang produk perawatan kecantikan dari televisi. Faktor internal meliputi keinginan diri untuk tampil lebih menarik dan percaya diri, selain itu dapat menyenangkan suami. Sedangkan lingkungan sosial meliputi penilaian orang lain terhadap dirinya adanya pelabelan seperti“cantik”,“jelek”,“putih”,“hitam”, “kuning langsat”, kulit “bersih”, “mulus”. Tahap obyektivasi yaitu bersikap obyektif mengikuti dan melakukan perawatan kecantikan kulit yang dilakukan pihak eksternal yaitu saudara, teman kuliah, teman kerja, dan media. Bersikap subyektif menolak atau tidak mengikuti perawatan kulit yang di ajarkan oleh pihak lain. Tahap internalisasi yaitu menerapkan secara terus menerus dan berulang-ulang apa yang dilakukan oleh pihak eksternal dalam merawat kecantikan kulit sehingga menghasilkan konstruksi sosial. Tindakan pergi ke salon, spa, melakukan facial, luluran dan masker wajah di rumah dan di tempat perawatan, melakukan suntik vitamin C, puasa Senin Kamis, puasa weton, minum jamu. Makna kecantikan perempuan muda etnis Jawa meliputi kecantikan dari dalam dan kecantikan fisik.
×
Penulis Utama : Intan Senggo Rukmi
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S250908006
Tahun : 2013
Judul : Konstruksi Sosial Perawatan Kecantikan Kulit (Kajian Sosiologi Tentang Konstruksi Sosial Perawatan Kecantikan Kulit Perempuan Muda Etnis Jawa Di Kota Surakarta)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2013
Program Studi : S-2 Sosiologi
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi Sosiologi-S.250908006-2013
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. RB. Soemanto, M.A
2. Dr. Argyo Demartoto, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.