Usaha Teknik Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomea Reptans) Secara Hidroponik Sistem Dft (Deep Floating Technique)Untuk Prospek Pengembangan Sayuran Di Pt. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
Penulis Utama
:
Rochmah Sholichatunisa
NIM / NIP
:
H3310019
×Dengan adanya kemajuan dan kemudahan IPTEK dalam berbagai bidang, kesejahteraan penduduk meningkat. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan produksi pertanian dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bidang pertanian. Sebagai sebuah hasil teknologi, hidroponik berkembang sangat pesat. Salah satu perbaikan teknik budidaya untuk tanaman holtikultur dilakukan pada tanaman kangkung. Tanaman kangkung (Ipomoeae reptans) merupakan salah satu jenis tanaman komoditas hortikultura yang banyak di tanam oleh petani dengan skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tanaman kangkung mempunyai manfaat yang besar sebagai pemenuhan asupan gizi bagi tubuh dan juga sebagai pelengkap menu masakan tradisional Indonesia.
Pelaksanaan magang dilakukan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu, Malang pada tanggal 4 Febuari - 4 April 2013. Berdasarkan hasil magang yang dilakukan di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, budidaya tanaman kangkung secara Hidroponik sistem DFT merupakan perkembangan hasil kemajuan IPTEK bidang pertanian yang menjawab permasalahan pertambahan penduduk yang tidak dibarengi dengan peningkatan produk pertanian karena hidroponik disini tidak membutuhkan lahan yang luas, hasil produksi berkualitas dan berkuantitas tinggi serta masa panen yang lebih singkat dibandingkan pertanian dilahan konvensional. Budidaya tanaman kangkung secara Hidroponik sistem DFT menggunakan Screen House teknik usaha perbaikan budidaya tanaman dan larutan nutrisi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisinya. Media penyemaian / pembibitan yang digunakan adalah pasir karena sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman, bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya batang. Transplanting dilakukan setelah 7 HST, setelah itu baru dilakukan penanaman. Pemanenan dapat dilakukan setelah 21 hari setelah dilakukannya Transplanting. Hama yang menyerang tanaman kangkung adalah kutu daun, Thrips. Pemeliharaan pada tanaman kangkung meliputi Controlling, Penyulaman, Pengukuran EC ((Electro Conductivity) dan PH, Rotasi tanam dan PHPT (Pembasmian Hama dan Penyakit Tanaman). Pasca Panen dilakukan dengan mengemas produk dengan plastik dengan lubang respirasi. Hasil analisi usaha budidaya tanaman kangung dalam 1 kali produksi adalah 198 kg dengan total biaya Rp. 1.842.936,- dan hasil penerimaan Rp. 2.772.000,- keuntungan Rp. 929.064,- / bulan. Perbandingan antara penerimaan dan biaya R/C (Revens Cost Ratio) adalah 1,50
×
Penulis Utama
:
Rochmah Sholichatunisa
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
H3310019
Tahun
:
2013
Judul
:
Usaha Teknik Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomea Reptans) Secara Hidroponik Sistem Dft (Deep Floating Technique)Untuk Prospek Pengembangan Sayuran Di Pt. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. Pertanian - 2013
Program Studi
:
D-3 Agribisnis Hortikultura
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. Pertanian Prog. D III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan-H.3310019-2013
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. Pertanian
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.