Analisis derajat pemahaman siswa kelas vii smp negeri 15 surakarta pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel tahun ajaran 2011/2012
Penulis Utama
:
Miftakhul Barokah
NIM / NIP
:
K1307004
×Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) derajat pemahaman
siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 15 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada
materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan (2) penyebabpenyebab
ketidakpahaman atau miskonsepsi siswa. Derajat pemahaman pada
penelitian ini didasarkan pada derajat pemahaman yang dikemukakan oleh
Abraham, et al. dimana terdiri dari (1) tidak ada respon, (2) tidak memahami, (3)
terjadi miskonsepsi, (4) memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, (5)
memahami sebagian dan (6) pemahaman penuh.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
menggunakan metode observasi, metode tes, dan metode wawancara dalam
pelaksanaannya. Subjek penelitian ditentukan melalui teknik purposive sample
dengan didasarkan pada kriteria: (1) siswa yang termasuk dalam derajat
pemahaman tertentu, (2) siswa yang mengerjakan tes dengan kemampuannya
sendiri dimana pada saat tes siswa tidak mencontek jawaban temannya, dan (3)
siswa yang mudah untuk diajak berkomunikasi. Berdasarkan kriteria tersebut,
pada penelitian ini diperoleh 6 siswa sebagai subjek penelitian. Keenam subjek
penelitian dikenai wawancara dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang
setara dengan soal yang digunakan pada metode tes. Validasi data dilakukan
dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dimana data hasil tes
dibandingkan dengan data hasil wawancara untuk memperoleh data yang valid
mengenai derajat pemahaman subjek penelitian. Sementara itu, analisis data
dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan dari penelitian ini adalah
(1) Derajat pemahaman siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier
satu variabel adalah sebagai berikut: (a) Pada konsep bentuk PLSV dan PtLSV,
subjek 1 dan subjek 5 termasuk dalam derajat pemahaman terjadi miskonspesi,
sedangkan subjek 2, subjek 3, subjek 4 dan subjek 6 termasuk dalam derajat
pemahaman memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, (b) Pada konsep bentuk
ekuivalen PLSV dan PtLSV, subjek 2, subjek 3, subjek 5 dan subjek 6 termasuk
dalam derajat pemahaman tidak memahami, subjek 1 termasuk dalam derajat
pemahaman terjadi miskonsepsi, sedang subjek 4 termasuk dalam derajat
pemahaman memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, (c) Pada konsep
penyelesaian PLSV dan PtLSV, subjek 2 dan subjek 5 termasuk dalam derajat
pemahaman tidak memahami, subjek 6 termasuk dalam derajat pemahaman
terjadi miskonsepsi, sedangkan subjek 1, subjek 3 dan subjek 4 termasuk dalam
derajat pemahaman memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, dan (d) Pada
konsep model matematika, subjek 1, subjek 2, subjek 5 dan subjek 6 termasuk
dalam derajat pemahaman tidak memahami, sedang subjek 3 dan subjek 4
termasuk dalam derajat pemahaman memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi.
(2) Penyebab ketidakpahaman dan miskonsepsi siswa pada masing-masing konsep
adalah sebagai berikut. (a) Pada konsep bentuk PLSV dan PtLSV, miskonsepsi
dan ketidakpahaman disebabkan antara lain oleh (i) Guru hanya menyampaikan
definisi PLSV dan PtLSV serta menjelaskan ciri-ciri keduanya secara lisan saja,
(ii) Subjek mempunyai dua pemikiran yang berbeda mengenai bentuk PtLSV, (iii)
Kemampuan subjek yang kurang dalam menangkap dan memahami konsep, (iv)
Guru tidak menjelaskan mengenai tanda ‘?’ dan keterkaitannya dengan tandatanda
ketaksamaan, dan (v) Guru masih menggunakan metode ceramah sehingga
siswa tidak berkesempatan untuk mengungkapkan gagasan. (b) Pada konsep
bentuk ekuivalen PLSV dan PtLSV, miskonsepsi dan ketidakpahaman disebabkan
antara lain oleh (i) Guru tidak menjelaskan konsep bentuk ekuivalen dari PLSV
dan PtLSV, (ii) Subjek kurang teliti sehingga salah mengerti maksud soal, (iii)
Subjek kurang teliti dalam melakukan operasi aljabar, dan (iv) Anggapan subjek
yang salah mengenai perkalian suatu pertidaksamaan dengan bilangan negatif. (c)
Pada konsep penyelesaian PLSV dan PtLSV, miskonsepsi dan ketidakpahaman
disebabkan antara lain oleh (i) Guru terlalu berorientasi pada buku dan subjek
tidak memperhatikan penjelasan guru, (ii) Guru menyampaikan materi secara
lisan dan jarang melakukan demonstrasi, (iii) Guru tidak mengungkapkan
miskonsepsi, (iv) Pengalaman subjek mengenai penyelesaian PLSV, (v) Siswa
kurang teliti dalam mengartikan nilai dari y > 2 dan y = 5, dan (vi) Siswa
mempunyai kemampuan yang kurang pada operasi aljabar. (d) Pada konsep model
matematika, miskonsepsi dan ketidakpahaman disebabkan antara lain oleh (i)
Siswa mempunyai kemampuan yang kurang pada operasi aljabar, (ii) Siswa salah
dalam mengartikan tanda ketaksamaan, dan (iii) Guru langsung menyampaikan
cara menentukan penyelesaian dari masalah terkait PLSV dan PtLSV.
Kata kunci : konsep, miskonsepsi, derajat pemahaman konsep, penyebab
miskonsepsi dan ketidakpahaman konsep
×
Penulis Utama
:
Miftakhul Barokah
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
K1307004
Tahun
:
2013
Judul
:
Analisis derajat pemahaman siswa kelas vii smp negeri 15 surakarta pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel tahun ajaran 2011/2012
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - FKIP - 2013
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Matematika
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-FKIP Jur. Pendidikan Matematika-K.1307004-2013