Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Kejururuan (Smk) Dalam Pemecahan Dan Pengajuan Masalah Matematika Pada Materi Persamaan Kuadrat
Penulis Utama
:
Agus Prianggono
NIM / NIP
:
S851008004
×Kreativitas adalah kemampuan berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi untuk menghasilkan suatu produk yang baru, memecahkan suatu masalah dengan caranya sendiri atau mampu menemukan pemecahan suatu masalah dengan cara yang berbeda dari yang biasanya, dan juga mampu mengembangkan gagasannya dari ilmu pengetahuan yang sudah ada. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam matematika adalah melalui penyajian tugas pemecahan masalah dan pengajuan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan tingkatan kreativitas siswa, proses berpikir kreatif siswa dan factor penyebab siswa sulit untuk berpikir kreatif dalam pemecahan dan pengajuan masalah matematika pada materi persamaan kuadrat.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas sepuluh kelompok teknologi dan rekayasa di SMK Negeri 1 Pacitan, tahun pelajaran 2011/2012. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah Purposive Sampling. Identifikasi tingkatan kreativitas dan tahapan proses berpikir siswa dilakukan melalui tugas pemecahan dan pengajuan masalah (TPPM). Tingkatan kreativitas siswa dibagi tiga kelompok yaitu kreatif, kurang kreatif dan tidak kreatif. Kriteria pengelompokkan didasarkan pada kriteria aspek kreativitas yaitu kefasihan, fleksibelitas dan kebaruan. Identifikasi tahapan proses berpikir kreatif siswa dilakukan berdasarkan tahapan proses berpikir kreatif model Wallas, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap illuminasi dan tahap verifikasi. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 122 subjek penelitian terdapat 98,4 % siswa tidak kreatif, 1,6 % siswa kurang kreatif dan 0 % siswa kreatif. Proses berpikir kreatif pada siswa kurang kreatif maupun tidak kreatif diidentifikasi bahwa pada tahap persiapan, siswa kurang kreatif lebih mampu mengumpulkan informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap inkubasi, siswa kurang kreatif cenderung berhenti sejenak, kemudian mengingat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa tidak kreatif cenderung berhenti dan tidak menemukan ide untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap illuminasi, siswa kurang kreatif mampu menemukan ide penyelesaian, tetapi cenderung hanya memberikan ide penyelesaian tunggal dan tidak memberikan ide penyelesaian yang lain. Pada tahap verifikasi, siswa kurang kreatif dan siswa tidak kreatif memeriksa kembali hasil pekerjaannya. Identifikasi faktor yang menyebabkan siswa tidak kreatif dalam pemecahan dan pengajuan masalah menunjukkan bahwa siswa cenderung merasa kesulitan untuk menyelesaikan masalah, karena masalah tersebut belum pernah dikerjakan sebelumnya. Siswa tidak terbiasa untuk memberikan beragam ide dalam menyelesaikan masalah.
×
Penulis Utama
:
Agus Prianggono
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
S851008004
Tahun
:
2013
Judul
:
Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Kejururuan (Smk) Dalam Pemecahan Dan Pengajuan Masalah Matematika Pada Materi Persamaan Kuadrat
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Pascasarjana - 2013
Program Studi
:
S-2 Pendidikan Matematika
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-Pascasarjana Prodi. Pendidikan Matematika-S.851008004-2013
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Tesis
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dr. Riyadi, M.Si. 2. Triyanto, M.Si.
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Sekolah Pascasarjana
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.