Pembuatan Sabun Herbal Melalui Proses Pelelehan Dan Penuangan Sabun Dasar
Penulis Utama
:
Ika Nofiana
NIM / NIP
:
I8310039
×Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani.
Dalam pembuatan sabun ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
proses dingin, proses panas serta proses pelelehan dan penuangan. Proses
pelelehan dan penuangan sangat cocok untuk pembuatan sabun herbal, karena
dengan proses ini zat aditif yang berupa bahan – bahan herbal tidak akan rusak
nilai gunanya.
Pembuatan sabun dasar diawali dengan mereaksikan campuran minyak
kelapa dan minyak sawit dengan NaOH melalui proses dingin (di blender).
Setelah sabun dasar sudah mengeras, kemudian sabun dasar tersebut di potongpotong
hingga ukurannya kecil. Lalu menambahkan propilen glikol 13% dan asam
sitrat 0,6% sambil dipanaskan di atas penangas air dan mengaduk sehingga
homogen. Lalu menambahkan potongan daun pandan secukupnya, kemudian
mengaduknya hingga rata dan didiamkan selama 15 menit. Kemudian
menambahkan bahan herbal 8% dan mengaduknya hingga tercampur rata selama
5 menit. Setelah larutan sabun menjadi homogen, matikan penangas air lalu
menuangkannya pada cetakan. Sabun bisa digunakan setelah proses pematangan
sabun (curing) selama 2-3 minggu.
Uji kualitas sabun herbal meliputi pengujian alkali bebas, uji kadar air, uji
pH, dan uji stabilitas busa. Keseluruhan uji kualitas sabun herbal memenuhi
standar SNI. Untuk uji kadar air sabun kunyit 2,47 %, sabun pegagan 5,47 %,
sabun lengkuas 2,14 %, sabun jahe 1,99%. Untuk uji alkali bebas sabun kunyit 0
%, sabun pegagan 0 %, sabun lengkuas 0 %, dan sabun jahe 0 %. Untuk uji pH
sabun kunyit 9,24; sabun pegagan 9,41; sabun lengkuas 9,37; dan sabun jahe 9,29.
Untuk uji stabilitas busa sabun kunyit 49,36 %, sabun pegagan 41,36%, sabun
lengkuas 36,87%, dan sabun jahe 49,46%. Setelah itu dilakukan uji organoleptik
kepada 28 responden dengan variasi responden berdasarkan perbedaan usia, yaitu
usia di atas 31 tahun, usia 21-30 tahun, dan usia dibawah 20 tahun. Uji
organoleptik meliputi empat kategori, yaitu aroma, banyaknya busa, tampilan, dan
iritasi kulit. Hasil uji organoleptik yang diperoleh dalam kategori aroma 96%
responden suka dengan aroma dari sabun herbal. Pada kategori banyaknya busa
64 % responden memilih sabun herbal memiliki banyak busa. Pada kategori
tampilan sabun 93 % responden menyukai tampilan sabun herbal. Sedangkan
untuk kategori iritasi kulit hampir 100 % responden tidak mengalami iritasi kulit.
×
Penulis Utama
:
Ika Nofiana
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
I8310039
Tahun
:
2013
Judul
:
Pembuatan Sabun Herbal Melalui Proses Pelelehan Dan Penuangan Sabun Dasar
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F.Teknik - 2013
Program Studi
:
D-3 Teknik Kimia Produksi
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F.Teknik Prog. D III Teknik Kimia-I8310039-2013
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dr. Margono, S.T., M.T.,
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. Teknik
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.