Penulis Utama : Lilin Fuad Zakiyah
NIM / NIP : F0109061
× Daerah Istimewa Yogyakarta hanya memiliki jumlah penduduk 3 jutaan selama tahun 2001-2011. Daerah tersebut juga menempati daerah yang memiliki angka pertumbuhan penduduk terendah di Indonesia yaitu 0,72%. Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta mayoritas menempati wilayah perkotaan. Pada tahun 2003, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki perencanaan wilayah pembangunan yang disebut Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta. Kawasan pembangunan tersebut tidak masukkan dalam perencanaan provinsi, namun dalam agenda kabupaten/kota. Buku agenda pembangunan disusun setiap tahun oleh kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta pada awalnya hanya terdiri dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul (KARTAMANTUL). Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta kemudian berkembang menjadi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulonprogo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta selama tahun 2001-2011. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pertumbuhan kawasan dianalisis menggunakan regresi data panel. Regresi ini mengukur pengaruh variabel laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, dan pendapatan per kapita terhadap pertumbuhan kabupaten/kota di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta. Pertumbuhan kota diukur menggunakan Indeks Primacy. Segi kependudukan dianalisis menggunakan Compound Annual Growth Rate. CAGR mengukur rata-rata laju pertumbuhan penduduk masing-masing kabupaten/kota selama tahu 2001-2011. Segi perekonomian dianalisis menggunakan Location Quotient dan Tipologi Klassen. LQ terdiri dari Static Location Quotien, Dynamic Location Quotient, dan Gabungan SLQ DLQ. Kedua metode ini akan mengidentifikasi sektor-sektor yang potensial di kabupaten/kota dalam Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk memiliki pengaruh positif dan pendapatan per kapita berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kawasan. Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta memiliki rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,45% selama tahun 2001-2011. Analisis segi perekonomian menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta merupakan kota yang paling banyak memiliki sektor unggulan dalam Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.
×
Penulis Utama : Lilin Fuad Zakiyah
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : F0109061
Tahun : 2013
Judul : Analisis Pertumbuhan Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Tahun 2001-2011
Edisi :
Imprint : Surakarta - F.Ekonomi - 2013
Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan
Kolasi :
Sumber : UNS-F.Ekonomi Jur Ekonomi Pembangunan-F.0109061-2013
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Evi Gravitiani, SE., M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ekonomi dan Bisnis
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.