Penulis Utama : Agung Budiawan
NIM / NIP : S50080900
× Angka kejadian peningkatan kadar kortisol serum postpartum di ASIA cukup tinggi dan bervariasi antara 26-85% pasien postpartum. Dari penelitian di DKI Jakarta oleh Irawati, menunjukkan 25% dari 580 ibu yang menjadi responden mengalami peningkatan kortisol secara signifikan. Sekresi kortisol meningkat pada pasien –pasien yang mengalami penyakit akut, selama pembedahan, dan setelah trauma. Dalam penelitian ini trauma yang di teliti adalah ibu yang mengalami proses postpartum vakum ekstraksi. Yang merupakan stresor timbulnya stres psikologis postpartum dengan risiko postpatum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kadar hormon kortisol dengan kejadian postpartum blues pada persalinan vakum ekstraksi dan hubungan kadar hormon kortisol ibu bersalin dengan vakum ekstraksi dan normal. Penelitian dilaksanakan di RS. Dr. Moewardi, Surakarta dan RS Jejaring. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berupa kohort prospektif. Kegiatan yang dilakukan berupa persiapan, pengumpulan data dengan mengambil sampel darah pagi ibu postpartum sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang ibu yang menjalani persalinan vakum ekstraksi dan 15 orang ibu yang menjalani persalinan normal yang kemudian di analisa menggunakan metode Immulite Kortisol (sholid phase two site chemiluminescent enzyme immuno assay, dengan harga normal : 5 – 25 μg/dL), dan setelah itu dilakukan test L-MMPI untuk melihat kejujuran dari subyek penelitian dan kemudian dilakukan blues quesioner untuk mengetahui perasaan yang dialami ibu selama masa setelah melahirkan, kemudian semua data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Hasil uji hormon kortisol digunakan untuk melihat efek meningkatknya hormon kortisol postpartum dari cara bersalin dengan vakum ekstraksi dan hubungannya dengan kejadian postpartum blues. Hasil penelitian ini kadar hormon kortisol serum postpartum pada persalinan vakum ekstraksi dengan persalinan normal terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan, dimana kadar hormon kortisol serum postpartum persalinan vakum ekstraksi lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan normal dengan nilai rata-rata 45,10 dan 33,59. Hasil uji t diperoleh nilai t = 2,208 dengan p = 0,036 sehingga p < 0,05 hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan hormon kortisol serum diantara kedua kelompok adalah bermakna. Sedangkan dilihat dari hasil prosentase blues quesioner pada kejadian postpartum blues dengan vakum ekstraksi 86% dari jumlah subyek penelitian. Dan dari analisa Regresi Logistik disimpulkan ada hubungan antara peningkatan kadar hormon kortisol dengan angka kejadian postpartum blues pada subjek penelitian dengan tindakan vakum ekstraksi, dimana diperoleh p = 0.039 (p < 0.05) dengan kekuatan 38% (R=0,38), dengan demikian kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar hormon kortisol dengan kejadian postpartum blues pada persalinan vakum ekstraksi.
×
Penulis Utama : Agung Budiawan
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : S50080900
Tahun : 2013
Judul : Hubungan Antara Kadar Hormon Kortisol Dengan Kejadian Postpartum Blues Pada Persalinan Vakum Ekstraksi
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2013
Program Studi : S-2 Biomedik
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Kedokteran Keluarga-S.500809006-2013
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Supriyadi Hari R, dr.Sp.OG
2. Dr. Soetrisno, dr.Sp.OG (k)
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.