Penulis Utama : Reny Wiyatasari
NIM / NIP : S111108006
× Penelitian ini memfokuskan pada tiga masalah utama, yaitu jenis-jenis verba bantu beri-terima yang menunjukkan onkei yang digunakan dalam dialog drama berbahasa Jepang, pemakaian ekspresi beri-terima yang menunjukkan onkei dalam dialog drama berbahasa Jepang, dan variasi pola arah tuturan dan arah onkei dalam dialog yang menggunakan ekspresi beri-terima. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi jenis verba bantu beri-terima, menjelaskan pemakaian ekspresi beri-terima, dan mendeskripsikan arah tuturan dan onkei dari suatu ekspresi beri-terima. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling dari studi kasus pada lima drama berbahasa Jepang. Penyediaan data menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul sebanyak 77 data dianalisis dengan teknik analisis komponensial. Hasil analisis penelitian ini adalah: (1) terdapat enam jenis verba bantu yang digunakan, yaitu kureru ‘memberi’, morau ‘menerima’, ageru ‘memberi’, yaru ‘memberi’, itadaku ‘menerima’, dan kudasaru ‘memberi’, (2) ekspresi beri-terima digunakan pada 14 variabel konteks pemakaian dengan verba bantu yang digunakan di setiap variabelnya adalah sebagai berikut : rasa terima kasih atau rasa senang (kureru, morau, kudasaru, dan itadaku), harapan memberi atau menerima onkei (ageru, yaru, kureru dan morau), rasa menyesal atau kecewa (ageru, yaru dan kureru), rasa simpati (yaru), meminta maaf (morau), meminta pengertian (kudasaru), rasa empati (kureru dan morau), memberi atau menawarkan bantuan (ageru), menagih janji (itadaku), menyindir (morau), menyarankan (morau), komplain atau rasa kesal (kureru), rasa memahami (kureru), dan onkei atas permintaan penutur (morau), dan (3) Berdasarkan hubungan sederajat menggunakan kureru, morau, ageru, dan itadaku dan hubungan atas-bawah menggunakan itadaku, kudasaru, dan yaru pada dialog yang terdiri atas penutur (O1), lawan bicara (O2), dan O3 yang bisa bertindak sebagai pemberi atau penerima onkei dan hadir dalam tuturan, namun tidak terlibat dalam percakapan (O3h), dan O3 yang bisa bertindak sebagai pemberi atau penerima onkei dan tidak hadir dalam tuturan (O3th) diketahui bahwa arah tuturan adalah selalu dari O1 kepada O2, sedangkan pola arah onkei adalah bervariasi. Pada ekspresi beri-terima dengan VB kureru, morau, itadaku, dan kudasaru diketahui sebagai pemberi onkei adalah O2 atau O3th, sedangkan penerima adalah O1 saja atau O1 dan O2 atau O1 dan O3th atau O3h saja atau O3th saja. Dalam konteks ini posisi O2, O3h atau O3th yang menjadi penerima onkei merupakan pihak uchi ‘dalam’ dari O1, sedangkan pemberi adalah pihak soto ‘luar’. Sementara itu, pada ekspresi beri dengan VB ageru dan yaru diketahui bahwa sebagai pemberi adalah O1 saja atau O1 dan O2 atau O2 saja, sedangkan penerima adalah O2 atau O3th. Dalam konteks ini, posisi pemberi onkei merupakan pihak uchi dari O1, sedangkan penerima sebagai pihak soto. Kata kunci : ekspresi beri-terima, jujuhyoogen, onkei, uchi, soto
×
Penulis Utama : Reny Wiyatasari
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : S111108006
Tahun : 2013
Judul : Pemakaian jujuhyougen (ekspresi beri-terima) yang menunjukkan onkei (kebaikan) dalam dialog drama berbahasa jepang (Kajian Sosiopragmatik)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2013
Program Studi : S-2 Linguistik (Deskriptif)
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prog. Studi Linguistik-S111108006-2013
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Djatmika, M.A.
2. Prof. Dr. Sumarlam, M.S.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.