Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Hasil Uji Konversi Bta Sputum Setelah Pemberian Terapi Tuberkulosis Tahap Inisiasi
Penulis Utama
:
Avamira Rosita Pranoto
NIM / NIP
:
G0010035
×Latar Belakang: Tuberkulosis paru (TB) merupakan infeksi kronik pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penatalaksanaan penyakit TB sering mengalami kegagalan dikarenakan kurangnya perhatian terhadap penyakit komorbid seperti Diabetes mellitus yang dapat mengganggu sistem imunitas penderita TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Diabetes mellitus dengan hasil uji konversi BTA sputum setelah pemberian terapi tuberkulosis tahap inisiasi.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan studi kohort retrospektif. Pengambilan sampel secara consecutive sampling, sampel yang diambil sebanyak 124 orang terbagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan status paparan Diabetes mellitus pasien tuberkulosis kasus baru. Kelompok Kontrol (KK) terdiri dari 86 pasien tuberkulosis kasus baru tanpa Diabetes mellitus, Kelompok Paparan (KP) terdiri dari 38 pasien tuberkulosis kasus baru disertai Diabetes mellitus. Pasien kedua kelompok diberikan pengobatan tuberkulosis kategori-1 selama 2 bulan tahap inisiasi, kemudian diamati status konversi BTA pasien. Pengumpulan data melalui rekam medik dan data sewaktu sampel. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Chi Square. Batas kemaknaan p < 0,05 dan interval kepercayaan 95%.
Hasil: Terdapat 14 penderita dari Kelompok Kontrol (KK) yang gagal mengalami konversi BTA sputum setelah menjalani terapi 2 bulan tahap inisiasi sedangkan dari Kelompok Paparan (KP) terdapat 17 penderita yang gagal mengalami konversi. Analisis data menggunakan Chi Square dengan taraf signifikansi p < 0,05 didapatkan hasil p = 0,001 dan Relative Risk (RR) = 0,66.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara Diabetes mellitus dengan hasil uji konversi BTA sputum. Diabetes mellitus tampaknya menyebabkan pengaruh negatif terhadap pengobatan tuberkulosis. Penderita tuberkulosis dengan komorbid Diabetes mellitus memiliki kemungkinan untuk mengalami konversi BTA 0,66 kali lebih rendah daripada yang tidak disertai Diabetes mellitus. Screening untuk Diabetes mellitus dan kontrol teratur dapat meningkatkan hasil dari pengobatan tuberkulosis.
×
Penulis Utama
:
Avamira Rosita Pranoto
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
G0010035
Tahun
:
2013
Judul
:
Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Hasil Uji Konversi Bta Sputum Setelah Pemberian Terapi Tuberkulosis Tahap Inisiasi
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F.Kedokteran - 2013
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Dokter
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F.Kedokteran Jur. Ilmu Kedokteran-G0010035-2013