Analisis Stabilitas Lereng dengan Pemasangan Bronjong (Studi Kasusddi Sungai Gajah Putih, Surakarta)
Penulis Utama
:
Mey Malasari Murri
NIM / NIP
:
I1111056
×Keberadaan air pada suatu lereng dengan kondisi tanah lempung plastisitas tinggi dan disertai besarnya beban hidup (kendaraan) yang bekerja dapat mengakibatkan kelongsoran, sehingga untuk keamanan dibutuhkan bronjong pada kaki lereng. Bronjong sering digunakan karena dapat menahan gerakan baik vertikal maupun horizontal, sifat bronjong dapat meloloskan air sehingga air dapat terus lewat sementara pergerakan tanah dapat ditahan oleh bronjong. Disamping itu bronjong dapat menahan longsoran, dapat mencegah erosi tanah, apabila bronjong runtuh dapat dimanfaatkan lagi serta dapat meningkatkan stabilitas lereng secara efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas lereng sebelum dan setelah pemasangan bronjong, serta mengetahui pengaruh perubahan fluktuasi muka air tanah, konfigurasi pemasangan bronjong dan adanya kombinasi beban (mati+hidup) terhadap angka keamanan lereng. Ada empat variasi pemasangan bronjong yang dianalisis dalam perhitungan. Pemasangan bronjong dilakukan secara berundak. Variasi pertama yaitu dua bronjong ditata sejajar ke atas dan satu bronjong di atasnya menahan lereng. Variasi kedua yaitu tiga bronjong ditata sejajar ke atas. Variasi ketiga yaitu dua bronjong ditata sejajar ke samping dan satu bronjong di atasnya menahan lereng. Variasi keempat yaitu satu bronjong dipasang di bawah dan dua bronjong ditata sejajar ke atas menahan lereng. Analisis dilakukan dengan perhitungan manual menggunakan metode Bishop disederhanakan untuk mengetahui stabilitas lereng.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa adanya fluktuasi muka air tanah, besarnya beban yang bekerja pada lereng dan dipasangnya bronjong pada kaki lereng sangat berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Semakin tinggi muka air tanah pada lereng maka semakin kecil nilai SF (safety factor). Semakin besar beban hidup yang bekerja pada lereng maka semakin kecil nilai SF. Lereng yang dipasang bronjong mempunyai nilai SF lebih besar daripada lereng tanpa bronjong. SF kondisi sebelum longsor < SF setelah pemasangan bronjong oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) < SF kondisi variasi III. Perbandingan SF pada kondisi variasi III dengan nilai SF kondisi setelah pemasangan bronjong oleh DPU akibat beban mati menghasilkan beda SF sebesar ±20%, sementara akibat beban mati+beban hidup menghasilkan beda SF sebesar ±11%. Jadi, bronjong kondisi variasi III relatif paling aman dan mampu meningkatkan stabilitas lereng sehingga pemasangannya sangat tepat untuk mengatasi kelongsoran yang terjadi.
D
×
Penulis Utama
:
Mey Malasari Murri
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
I1111056
Tahun
:
2014
Judul
:
Analisis Stabilitas Lereng dengan Pemasangan Bronjong (Studi Kasusddi Sungai Gajah Putih, Surakarta)