Pemilihan Kode Dalam Masyarakat Bilingual Pada Masyarakat Melayu Sambas Di Kota Pontianak Dalam Lingkungan Pendidikan (Studi Kasus Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smk Al-Madani Pontianak, Kalimantan Barat)
Penulis Utama
:
Eti Ramaniyar
NIM / NIP
:
S84120801
×Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan variasi alih kode dan campur kode, faktor penyebab yang menjadi penentu alih kode dan campur kode, serta dampak penggunaan kode pada tuturan penutur bahasa Melayu Sambas di Kota Pontianak, Kalimantan Barat terhadap pengajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini membatasi ruang lingkup pada ranah pendidikan yaitu guru, siswa, pegawai yang berada dalam lingkungan pendidikan. Ranah pembicaraan yang dikaji adalah di sekolah, dan luar sekolah. Topik pembicaraan bersifat umum dan pribadi, situasi pembicaraan serius, santai, emosional.
Metode yang digunnakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan pendekatan sosiolingiustik dan merupakan sebuah penelitian lapangan (field research). Data dalam penelitian ini adalah masyarakat pendatang di Kota Pontianak dalam lingkungan pendidikan yang menggunakan unsur alih kode dan campur kode. Subjek dalam penelitian ini bersifat purpose sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi secara langsung, wawancara mendalam. Teknik analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dasar penggunaan bahasa diperoleh dua variasi, yaitu (1) alih kode dan campur kode dengan kode dasar bahasa Indonesia (BI), (2) alih kode dan campur kode dengan kode dasar bahasa Melayu Sambas (BMS). Pada peristiwa campur kode diperoleh campur kode dengan kode bahasa Indonesia (BI), bahasa Melayu Sambas (BMS), bahasa Asing (BA), bahasa daerah lain (BDL). Faktor-faktor penentu alih kode pada masyarakat tutur MMS di Kota Pontianak berdasarkan dua faktor. Pertama berdasarkan situational code-switching yang menyatakan bahwa perubahan bahasa terjadi karena (1) perubahan situasi tutur, (2) kehadiran orang ketiga, (3) peralihan pokok pembicaraan. Kedua metaphorical code-switching yang menyatakan bahwa perubahan bahasa terjadi karena penutur ingin menekankan sesuatu. Sedangkan faktor campur kode terjadi karena dua faktor utama, yaitu (1) keterbatasan penggunaan kode, dan (2) penggunaan istilah yang lebih popular.
×
Penulis Utama
:
Eti Ramaniyar
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
S84120801
Tahun
:
2014
Judul
:
Pemilihan Kode Dalam Masyarakat Bilingual Pada Masyarakat Melayu Sambas Di Kota Pontianak Dalam Lingkungan Pendidikan (Studi Kasus Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smk Al-Madani Pontianak, Kalimantan Barat)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Pascasarjana - 2014
Program Studi
:
S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-Pascasarjana Prodi. Pendidikan Bahasa Indonesia -S.841208014 -2014
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Tesis
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Prof. Dr. Andayani, M.Pd. 2. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum.
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Sekolah Pascasarjana
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.