×
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran interaktif setting kooperatif dengan metode konvensional, pada pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola. (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola .(3) Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola. Penelitian ini merupakan metode eksperimen semu. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 16 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 196 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII D dan VIII E yang dilakukan dengan cluster random sampling. Teknik pengambilan data adalah dokumen untuk data prestasi mid semester II sebelum eksperimen dan tes untuk data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan sel tak sama. Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan metode Lilliefors untuk uji normalitas dan metode Bartlett untuk uji homogenitas. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode PISK dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional. Pembelajaran menggunakan metode PISK menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional. (Fobs =11,9062 >3,9827 = Ftab pada taraf siginifikansi 5% dan rataan marginalnya a = 78,8249 > 72,5128 = a ). (2) Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah pada pokok bahasan luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan awal sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah (3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika siswa (Fobs = 3,0259 < 3 xss=removed> 6,2654 = Ftab pada taraf siginifikansi 5% dan rataan marginalnya b = 81,7674 > 74,8485 = b ), (2) kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh lebih baik terhadap prestasi belajar matematika dibandingkan dengan kemampuan awal rendah (Fobs = 9,9391 > 6,2654 = Ftab pada taraf siginifikansi 5% dan rataan marginalnya b = 81,7674 > 73,1379 = b ), (3) tidak terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah (Fobs = 0,5628 < 6>