Representasi Ajaran Islam Dalam Novel-Novel Karya Habiburrahman El Shirazy (Kajian Sosiologi Sastra Dan Nilai-Nilai Pendidikan)
Penulis Utama
:
Siti Isnaniah
NIM / NIP
:
T840809007
×Penelitian ini mengkaji representasi ajaran Islam dalam novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy yang dianalisis dengan pendekatan sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi ajaran Islam yang terdapat dalam novel AAC dan KCB, sosiologi pengarang novel AAC dan KCB, sosiologi karya yang memuat aspek sosial budaya dalam novel AAC dan KCB, fungsi sosial novel AAC dan KCB, dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel AAC dan KCB.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi (content analysis). Sumber data berupa dokumen (Novel AAC dan KCB karya Habiburrahman El Shirazy) dan informan (ahli agama Islam, ahli sastra, praktisi pendidikan, penikmat sastra, dan masyarakat umum). Teknik pengumpulan data menggunakan analisis isi dokumen dan wawancara mendalam. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling dengan prosedur pemilihan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan teori.
Teknik analisis data menggunakan teknik kajian sosiologi sastra untuk menganalisis sosiologi pengarang, sosiologi karya yang berisi aspek sosial budaya karya, dan fungsi sosial sastra. Dari segi representasi ajaran Islam dianalisis data pesan dan tema novel AAC dan KCB yang mengandung ajaran Islam. Teknik kajian sosiologi sastra dalam penelitian ini menggunakan perspektif teks sastra, perspektif biografis, dan perspektif reseptif. Selain itu, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik dan analisis model interaktif atau interactive model of analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Novel AAC dan KCB mengandung ajaran Islam yang tinggi yang terdiri dari akidah (ilahiyat, ruhaniyat, nubuwat, dan sam’iyat), syariah (ibadah/ mahdah-ghairu mahdah dan muamalah), dan akhlak (mahmudah/ mulia-madzmumah/ tercela). Di antara tiga hal tersebut ternyata porsi akhlak lebih banyak dibandingkan dengan akidah dan syariah. Hal tersebut karena di dalam novel banyak terjadi dialog dan hubungan sehari-hari antartokoh yang merupakan representasi ideologi pengarang. (2) Ideologi Habiburrahman El Shirazy dipengaruhi oleh aturan-aturan Islam yang digunakan oleh mayoritas penduduk Islam di Indonesia dan aturan Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk Mesir karena memang pengarang telah lama hidup di Mesir sehingga isi novel yang banyak menerapkan hukum-hukum Islam di Mesir merupakan hal yang baru bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, kehadiran novel AAC dan KCB membuka wacana keislaman kepada masyarakat Indonesia untuk belajar Islam lebih mendalam terutama yang berkaitan dengan fikih atau hukum Islam. (3) aspek sosial direpresentasikan oleh tokoh-tokoh terutama tokoh utama yang tetap mempertahankan idealisme agamanya tetapi tetap bisa bersosialisasi dengan baik dengan sesamanya, bahkan dengan pemeluk agama lain. Sedangkan aspek budaya meliputi aspek-aspek budaya yang terdapat dalam novel AAC dikelompokkan menjadi dua, yaitu kondisi budaya masyarakat Mesir dan kondisi budaya masyarakat Indonesia. Kondisi budaya masyarakat Mesir yang terdapat dalam novel AAC di antaranya sifat orang Mesir yang mudah marah, membaca Alquran di tempat-tempat umum, tidur pagi setelah salat subuh, makanan dan minuman orang Mesir, metro sebagai alat transportasi umum, kerukunan antarumat beragama, tradisi pernikahan, dan apartemen sebagai tempat tinggal. Adapun kondisi budaya masyarakat Indonesia di antaranya tradisi bancakan; sifat perempuan Jawa yang sederhana, setia kepada suami, dan peduli pada keluarga; dan sikap pemerintah RI yang kurang tegas terhadap WNI di luar negeri. Aspek-aspek budaya Islam yang terdapat dalam novel KCB di antaranya makanan orang Mesir, tradisi meminang, mencari jodoh, manajemen cinta, penghormatan terhadap kyai, kesederhanaan ulama-ulama di Mesir, dan menikah lusan. (4) fungsi sosial novel AAC dan KCB diperoleh berdasarkan tanggapan dari ahli agama Islam, ahli sastra, praktisi pendidikan, penikmat sastra, dan masyarakat umum. Berdasarkan tanggapan mereka dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial novel AAC dan KCB adalah mengandung ajaran Islam yang tinggi sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan. (5) novel AAC dan KCB mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa diajarkan kepada generasi muda terutama peserta didik. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter tersebut di antaranya nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; hidup harmonis dengan teman dan tetangga; kurikulum tersembunyi yang terlihat melalui keteladanan guru dan staf pendidikan; peduli terhadap sesama; kasih sayang, tanggungjawab, dan keadilan dalam berinteraksi dengan sesama; rajin belajar sesuai dengan kurikulum akademik; memiliki motivasi yang kuat; bertanggung jawab dan setia pada nilai-nilai dasar etika; keteladanan pemimpin; kerja sama berbagai pihak dalam pendidikan karakter; dan evaluasi pendidikan karakter. Novel AAC dan KCB menceritakan tentang tokoh utama, Fahri dan Azzam yang belajar di Universitas Al Azhar Mesir dan berhasil menerapkan pendidikan karakter di sana. Kedua tokoh tersebut menerapkan nilai-nilai dasar etika dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter dalam novel AAC dan KCB akan bisa diterapkan terutama oleh peserta didik jika mereka mengapresiasi karya sastra dengan baik karena selama ini pembelajaran sastra masih dipandang sebelah mata.
×
Penulis Utama
:
Siti Isnaniah
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
T840809007
Tahun
:
2014
Judul
:
Representasi Ajaran Islam Dalam Novel-Novel Karya Habiburrahman El Shirazy (Kajian Sosiologi Sastra Dan Nilai-Nilai Pendidikan)