Penulis Utama : Septa Suryanto
NIM / NIP : C0508047
× Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Sejarah Kesenian Tayub di Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen Tahun 1970 – 2000. (2). Mengetahui Kehidupan Sosial Ekonomi Pelaku Seniman Tayub di Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen Tahun 1970 – 2000. Penelitian ini menggunakan metode historis, sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang dipakai adalah wawancara, studi dokumen dan observasi yang ditunjang oleh buku-buku dan surat kabar yang diperlukan berkaitan dengan topik masalah ini. Dalam studi ini, analisa yang digunakan bersifat diskriptis analitis. Diskriptif artinya menggambarkan suatu fenomena beserta ciri-cirinya secara khusus yang terdapat dalam fenomena itu sendiri. Analitis berarti usaha menganalisis dan mengintrepretasikan data-data yang berhubungan dengan topik permasalahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 1965 di Desa Ngarum Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen mengalami masa krisis kesenian tradisional Tayub karena adanya Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan gerakan yang dikenal dengan G-30-S/PKI yang membuat situasi nasional berubah dengan manifestasi Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang membuat para seniman atau seniwati mati ekspresi tidak adanya sebuah pertunjukan karena ada ketakutan akan menjadi bentuk partisipasi politik, oleh karena itu kesenian Tayub dilarang untuk tampil. Perkembangan kesenian Tayub dengan munculnya kembali kesenian Tayub pada tahun 1970 setelah terjadinya gejolak G-30-S/PKI yang pada waktu itu dilarang untuk pentas, dengan mulainya kesenian Tayub ditata kembali oleh pemerintah daerah Sragen maupun pemerintah daerah lainnya yang sebelumnya kesenian Tayub itu pertunjukannya diadakan oleh warga dan seniman secara sembunyi-sembunyi, dengan dukungan pemerintah daerah Sragen maka kesenian Tayub pertunjukannya diadakan secara terbuka tetapi dengan catatan kesenian Tayub boleh tampil asal dengan orang punya kerja artinya ada yang menanggap dalam suatu even-even atau hajatan. Hasil positif dari seni pertunjukan ini, kesenian Tayub mulai berkembang dan mulai untuk terus diadakan pertunjukan setiap ada hajatan. Kemudian kehidupan sosial ekonomi pelaku seniman Tayub sendiri berdampak sangat positif karena sebagai sumber penghidupan atau mata pencaharian para seniman Tayub tidak hanya para tledhek tetapi pengrawit dan pengarih yakni sebagai sumber nafkah keluarga mereka. Dampak negatif dari pertunjukan ini yaitu citra negatif yang melekat pada seniman Tayub terutama tledhek yang menari dalam pertunjukan Tayub antara lain tledhek sering menjadi bahan pelecehan seksual oleh para pengibing.
×
Penulis Utama : Septa Suryanto
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : C0508047
Tahun : 2014
Judul : Kehidupan Sosial Ekonomi Seniman Tayub (Studi Sosial Ekonomi Seniman Tayub Di Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen Tahun 1970 – 2000)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. SSR - 2014
Program Studi : S-1 Ilmu Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-F. SSR Jur. Ilmu Sejarah-C.0508047-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Tunjdung Wahadi Sutirto, M.Si,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.