Penulis Utama : Sukma
NIM / NIP : S50100806
× Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Pada tahun 2011, Indonesia menempati urutan keempat setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Masalah resistensi obat pada pengobatan TB khususnya MDR (Multidrug Resistant) dan TDR (Totaldrug Resistant) menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting dan perlu segera ditanggulangi. TB-MDR mengacu pada strain yang resisten terhadap setidaknya isoniazid dan rifampisin. Pedoman organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengobatan TB-MDR adalah rejimen lini kedua Kanamisin dan pirazinamid termasuk obat - obatan yang harus diberikan pada pasien TB- MDR. Namun, memiliki efek samping yang nantinya sama - sama mempengaruhi fungsi ginjal Metodologi penelitian dengan desain kohort retrospektif pada pasien TB-MDR yaitu sebanyak 30 pasien mulai 1 Januari 2012 – 30 Maret 2014. Pengumpuan data kadar kreatinin dan asam urat dilakukan sebelum, 3 dan 6 bulan setelah terapi kanamisin dan pirazinamid. Untuk menguji perbedaan kadar kreatinin dan asam urat sebelum dan setelah terapi uji Friedman yang dilanjutkan post hoc analisis dengan uji Wilcoxon. Hasil. Ada perbedaan kadar kreatinin sebelum terapi dibandingkan dengan setelah 3 bulan terapi kanamisin dan pirazinamid (p=0,000) dan ada perbedaan kadar kreatinin sebelum terapi dibandingkan setelah 6 bulan terapi (p=0,00). Namun tidak ada perbedaan kadar kreatinin pada kelompok 3 bulan setelah terapi dibandingkan dengan kelompok 6 bulan setelah terapi kanamisin dan pirazinamid (p=0,142). Untuk asam urat, ada perbedaan kadar asam urat sebelum terapi dibandingkan dengan setelah 3 bulan terapi kanamisin dan pirazinamid (p=0,000) dan ada perbedaan kadar asam urat sebelum terapi dibandingkan setelah 6 bulan terapi (p=0,00). Namun tidak ada perbedaan kadar kreatinin pada kelompok 3 bulan setelah terapi dibandingkan dengan kelompok 6 bulan setelah terapi kanamisin dan pirazinamid (p=0,142)ada perbedaan sebelum terapi dan setelah terapi 3 bulan (p=0,000), sebelum terapi dengan setelah 6 bulan (p=0,00) namun tidak ada perbedaan pada kelompok 3 bulan terapi dibandingkan dengan 6 bulan terapi (p=0,220). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kanamisin dan pirazinamid dapat meningkatkan kadar kreatinin dan asam urat yang nantinya dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
×
Penulis Utama : Sukma
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : S50100806
Tahun : 2014
Judul : Perbedaan Kadar Kreatinin Dan Asam Urat Sebelum Dan Setelah Terapi Kanamisin Dan Pirazinamid Pada Pasien Tb-Mdr Di Rs Dr Moewardi Surakarta
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2014
Program Studi : S-2 Biomedik
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Magister Kedokteran Keluarga- S.501008060 -2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Hari Wujoso, dr. Sp.F, MM
2. dr. H. Yuwono, Sp. PK,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.