Penulis Utama : Mifta Wiraswesti
NIM / NIP : G0010125
× Latar Belakang: Obsesif kompulsif memiliki prevalensi 2% sampai 3% seumur hidup dengan jumlah 2/3 pasien memiliki onset gejala sebelum 25 tahun serta menjadi diagnosis psikiatri keempat setelah fobia, gangguan berhubungan zat, dan gangguan depresif berat. Depresi memiliki prevalensi seumur hidup sekitar 15%. Tekanan dari perilaku obsesif kompulsif yang timbul menahun diperkirakan dapat menyebabkan depresi, didukung penelitian yang menjelaskan bahwa prevalensi seumur hidup untuk gangguan depresif berat pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif adalah sekitar 67%. Belum ada penelitian serupa yang dilakukan di Indonesia. Metode Penelitian: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah mahasiswa program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dari besar populasi sebanyak 699 orang. Analisis data yang digunakan yaitu program SPSS for Windows versi 20.0 dengan model analisis korelasi Spearman dan Mann-Whitney karena data yang diambil memiliki distribusi data yang tidak normal. Hubungan variabel ditunjukkan oleh koefisien korelasi dan kemaknaan ditunjukkan dengan nilai p. Hasil Penelitian: Dari jumlah sampel sebanyak 537 orang (153 pria dan 384 wanita) dengan usia 16-24 tahun, terdapat korelasi positif lemah yang sangat signifikan (p < 0,001 dan r = 0,281) antara skor perilaku obsesif kompulsif dan skor depresi. Terdapat perbedaan rata-rata skor depresi yang bermakna (p < 0,001) antara responden dengan gangguan obsesif kompulsif (x ¯= 12,27) dan responden tanpa gangguan obsesif kompulsif (x ¯= 4,27) dengan odds ratio sebesar 8,6. Simpulan: Terdapat korelasi positif lemah yang signifikan antara perilaku obsesif kompulsif dan depresi pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta serta terdapat perbedaan rerata skor depresi yang sangat bermakna antara mahasiswa dengan indikasi gangguan obsesif kompulsif dan mahasiswa tanpa indikasi gangguan obsesif kompulsif. Mahasiswa dengan gangguan obsesif kompulsif berisiko 8,6 kali mengalami depresi dibandingkan mahasiswa tanpa gangguan obsesif kompulsif.
×
Penulis Utama : Mifta Wiraswesti
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : G0010125
Tahun : 2014
Judul : Hubungan Antara Perilaku Obsesif Kompulsif Dan Depresi Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Kedokteran - 2014
Program Studi : S-1 Pendidikan Dokter
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Kedokteran Jur. Kedokteran-G.0010125-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ(K)
2. Arsita Eka Prasetyawati, dr., M.Kes
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Kedokteran
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.