Penulis Utama : Franciscus Arya Kusuma
NIM / NIP : D0106058
× Jumlah pedagang kaki lima di sekitar Simpang Lima Kota Semarang, cenderung meningkat dengan ditandai adanya pedagang-pedagang baru yang ikut bermain di sektor ini menyusul pedagang-pedagang yang sudah berkecimpung sejak lama. Mengingat dalam interaksi sosial, baik itu interaksi di dalam organisasi paguyuban, interaksi antara paguyuban dengan kelompok atau paguyuban lain, dan interaksi antara paguyuban dan pihak pemerintah rawan terjadinya gesekan yang mengarah pada konflik dan efeknya dapat merugikan para anggota paguyuban pedagang kaki lima itu sendiri, maka bagaimana paguyuban beserta pengurus dan para anggotanya mengelola, mengatur dan memimpin dirinya menjadi isu penting untuk diperhatikan. Bagaimana pedagang kaki lima melakukan community governance melalui networks yang bisa berupa bonding, bridging dan linking social capital, merupakan isu yang penting untuk diteliti lebih jauh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses community governance melalui bonding, bridging dan linking social capital oleh paguyuban pedagang kaki lima Asesoris di Simpang Lima Kota Semarang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif; teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif dan untuk menguji validitas data digunakan trianggulasi data. Pedagang kaki lima (PKL) asesoris di Simpang Lima Kota Semarang dapat dikatakan memiliki kapasitas untuk melakukan community governance melalui bonding social capital, bridging social capital dan linking social capital. Melalui bonding social capital, paguyuban pedagang kaki lima asesoris Simpang Lima Kota Semarang yaitu mampu melakukan aktivitas berbentuk penguatan paguyuban yang dilakukan dari diri dalam paguyuban tersebut adalah rapat rutin dan menjalin interaksi antar anggota paguyuban serta memperkuat kemampuan finansial melalui iuran anggota paguyuban pedagang kaki lima Simpang Lima Kota Semarang dan mengikuti lomba kebersihan kota guna menambah jumlah keuangan. Melalui bridging social capital, pedagang kaki lima asesoris Simpang Lima Kota Semarang telah membentuk konsensus atau kesepakatan bersama dalam hal persaingan terhadap sesama paguyuban namun lebih bersikap kompetetif terhadap pedagang formal yang berada di pertokoan besar. Melalui linking social capital, pedagang kaki lima asesoris Simpang Lima Kota Semarang berusaha menselaraskan ketentuan pemerintah dengan harapan pihak pemerintah memperhatikan keberadaan paguyuban.
×
Penulis Utama : Franciscus Arya Kusuma
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D0106058
Tahun : 2014
Judul : Community Governance Pada Paguyuban Pedagang Kaki Lima Assesoris Simpang Lima Kota Semarang
Edisi :
Imprint : Surakarta - F.ISIP - 2014
Program Studi : S-1 Ilmu Administrasi Negara
Kolasi :
Sumber : UNS-F.ISIP Jur.Ilmu Administrasi-D.0106058-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Sudarmo, M.A., Ph.D,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ekonomi dan Bisnis
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.