Analisis penggunaan campur kode dan alih kode dalam pembelajaran bahasa jawa (Studi Kasus di Sekolah Dasar se-Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)
Penulis Utama
:
Dwi Prastawaningsih
NIM / NIP
:
S441208008
×Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan wujud penggunaan campur
kode dan alih kode, memaparkan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode
dan alih kode, dan menjelaskan fungsi penggunaan campur kode dan alih kode
dalam pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Dasar.
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Bagelen, Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah. Peneliti mengambil tiga Sekolah Dasar yang menjadi
fokus penelitian, yaitu SDN Soko, SDN Semawung dan SDN Kemanukan untuk
mewakili informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pendekatan ini digunakan karena data penelitian merupakan ujaran dari siswa dan
guru yang direkam, kemudian dicatat sehingga berbentuk kata-kata. Data diambil
dari proses pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Dasar. Subjek penelitian adalah
siswa dan guru kelas III dan VI sebagai perwakilan dari kelas rendah dan kelas
tinggi.
Hasil penelitian diperoleh bahwa wujud campur kode berjumlah 91 data
dan wujud alih kode berjumlah 56 data. Campur kode berwujud kata berjumlah 34
data, campur kode berwujud kata ulang 3 data, campur kode berwujud frasa 28
data, dan campur kode berwujud klausa 26 data. Berdasarkan penelitian,
ditemukan enam wujud alih kode, yaitu (1) dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia,
(2) dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, (3) dari bahasa Arab ke bahasa Jawa,
(4) dari bahasa Jawa ke bahasa Arab, (5) dari bahasa Jawa ragam krama ke bahasa
Jawa ragam ngoko, dan (6) dari bahasa Jawa ragam ngoko ke bahasa Jawa ragam
krama. Faktor penyebab campur kode, meliputi: (a) faktor kebiasaan, (b) faktor
spontanitas, (c) faktor kesengajaan, (d) materi pembelajaran, dan (e) penguasaan
bahasa. Faktor penyebab alih kode meliputi: (a) faktor pengkhususan mitra tutur,
(b) pergantian topik, (c) faktor perasaan marah, (d) pengaruh bahasa mitra tutur,
(e) situasi kelas, (f) faktor agama, dan (g) faktor penguasaan bahasa. Fungsi
penggunaan campur kode, meliputi: (a) memudahkan penutur menyampaikan
maksud, (b) memperjelas tuturan, (c) menjelaskan materi pembelajaran, dan (d)
mempertegas tuturan. Fungsi penggunaan alih kode meliputi: (a) menciptakan
komunikasi yang baik, (b) menguatkan perintah, (c) memberikan nasehat, (d)
memberi pertanyaan, (e) mengulang makna tuturan, (f) mengingatkan, (g)
memperjelas tuturan dan (h) menumbuhkan keakraban.
Kata kunci: campur kode, alih kode, pembelajaran bahasa Jawa
×
Penulis Utama
:
Dwi Prastawaningsih
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
S441208008
Tahun
:
2014
Judul
:
Analisis penggunaan campur kode dan alih kode dalam pembelajaran bahasa jawa (Studi Kasus di Sekolah Dasar se-Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Pascasarjana - 2014
Program Studi
:
S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-Pascasarjana Prog. Studi Pendidikan Bahasa Indonesia-S441208008-2014
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Tesis
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum. 2. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum.
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Sekolah Pascasarjana
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.