Penulis Utama : Septy Nuryani
NIM / NIP : K5407046
× Seluruh warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak, tidak hanya masyarakat menengah keatas tetapi masyarakat miskin pun berhak mendapatkannya. Kota Surakarta memiliki 16 % KK yang hidup dalam kemiskinan, meskipun rata-rata ini berbeda dari satu kelurahan dengan kelurahan lain. Kemiskinan inilah yang selanjutnya mengindikasikan permasalahan permukiman dan kurangnya akses pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas permukiman, tingkat partisipasi sekolah berdasarkan kualitas permukimannya, serta untuk mengetahui upaya penduduk di permukiman kumuh dalam mengakses pendidikan bagi anak usia sekolah. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh langsung dari lapangan berupa data fisik primer (physical primary data) dan data non fisik primer (non-physical primary data), sedangkan data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari mencatat data statistik dari instansi terkait penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian ada tiga hal yang dapat disimpulkan. Pertama, hasil analisis kualitas permukiman menunjukkan adanya permasalahan sumber air keluarga, sanitasi, status tanah, kemiskinan, dan kondisi permukiman. Pengguna sumur umum di Kelurahan Sangkrah lebih banyak dibandingkan dengan pengguna sumur pribadi dan PDAM yaitu mencapai 974 (38 %) KK pengguna sumur umum. Jumlah KK pengguna WC pribadi sudah lebih banyak dibandingkan pengguna WC umum, tetapi permasalahan sanitasi ditemukan di beberapa RW seperti rumah-rumah di pinggiran sungai yang mengalirkan limbahnya langsung ke sungai. Untuk kondisi kepemilikan rumah, ditemukan 1179 dari 2266 (52 %) rumah tidak bersertifikat. Angka kemiskinan masih cukup tinggi yaitu terdapat 971 KK miskin dari 3218 KK. Untuk kondisi permukiman, hasil analisisnya menunjukkan bahwa di Kelurahan Sangkrah tahun 2010 didominasi oleh blok permukiman tidak padat dan semi teratur. Kesimpulan kedua seputar pendidikan adalah angka putus sekolah masih tinggi yaitu dari 1.924 anak usia sekolah terdapat 487 anak putus sekolah dan angka partisipasi sekolah menunjukkan banyak anak usia sekolah yang menempuh jenjang pendidikan tidak sesuai dengan usianya karena kesulitan mengakses pendidikan formal atau sekolah. Kesimpulan terakhir yang didapat yaitu upaya penduduk mengakses pendidikan khususnya bagi anak putus sekolah adalah pendidikan non formal sebagai pengganti (replacement) pendidikan formal atau sekolah.
×
Penulis Utama : Septy Nuryani
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K5407046
Tahun : 2014
Judul : Upaya Penduduk Permukiman Kumuh Dalam Mengakses Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah (Studi Kasus Di Kelurahan Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2010)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. KIP - 2014
Program Studi : S-1 Pendidikan Geografi
Kolasi :
Sumber : UNS-F. KIP Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-K.5407046-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Mohammad Gamal Rindarjono, M.Si
2. Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.