Penulis Utama : Intan Arvin Yunaeni
NIM / NIP : C0110033
× Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah bentuk istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta?, (2) Bagaimanakah makna leksikal dari istilah-istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta?, (3) Bagaimanakah makna kultural dari istilah-istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta, (2) Menjelaskan makna leksikal istilah-istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta, (3) Menjelaskan makna kultural istilah-istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini berasal dari informan yang terpilih. Data berupa data lisan yaitu istilah-istilah gerak tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Adapun teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap, dan teknik lanjutannya menggunakan teknik wawancara, teknik rekam, dan teknik catat. Pada analisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. Hasil penelitian dalam tari Srimpi Dhempel di Keraton Kasunanan Surakarta ini terdapat istilah gerak tari yang berjumlah 60 satuan lingual. Istilah-istilah tersebut dikelompokkan menjadi bentuk monomorfemis yang berjumlah 13 buah, yaitu debeg, engkyek, gejug, hoyog, jengkeng, kebyak, kebyok, lenggut, leyek, rimong, sila, sindhet, dan srisig. Bentuk polimorfemis kata berafiks berjumlah 16 buah, yaitu glebagan, kengser, mendhak, menthang, nekuk, ngapyuk, ngayang, ngglebag, ngrayung, ngunus, njangkah, njumbul, nyekithing, panggel, pistulan, dan sembahan. Bentuk polimorfemis kata ulang berjumlah 3 buah, yaitu jeplak-jeplak, kapang-kapang, dan lung-manglung. Istilah yang termasuk dalam polimorfemis kata majemuk berjumlah 8 buah, yaitu jengkeng laras, laras dhempel, lincak gagak, lincak gagak mubeng, nikelwarti, pacak jangga, sekar suwun, dan ukel karna. Sedangkan yang berupa frasa berjumlah 19 buah, yaitu cul sampur, kipat srisig sampur, lembehan separo, lembehan wutuh, mendhak njumbul, ngembat kanan, ogek lambung, pecak napak miring, ridhong sampur, sampir sampur, seblak sampur, seblak kanan, srisig maju, srisig mubeng, srisig mundur, srisig ngapusi, ukel mlumah, ukel separo,dan ukel wutuh. Istilah yang berupa klausa berjumlah 1 buah, yaitu nyathok sampur. Penentu makna leksikal dari istilah gerak tari Srimpi Dhempel adalah makna kamus dan istilah-istilah gerak tari pada tari Srimpi Dhempel. Sedangkan makna kultural pada istilah tersebut sesuai dengan budaya masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta yang berisi pesan dari Paku Buwana VIII kepada keturunannya dan rakyatnya tentang nasihat menjadi seorang pemimpin.
×
Penulis Utama : Intan Arvin Yunaeni
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0110033
Tahun : 2014
Judul : Istilah-Istilah Gerak Tari Srimpi Dhempel Di Keraton Kasunanan Surakarta (Kajian Etnolinguistik)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. SSR - 2014
Program Studi : S-1 Sastra Jawa
Kolasi :
Sumber : UNS-F. SSR Jur. Sastra Daerah-C.0110033-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Sumarlam, M.S.,
2. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum.,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.