Penulis Utama : Reny Kistiyanti
NIM / NIP : D1209072
× Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan, semua manusia tak terkecuali manusia yang memiliki orientasi nonheteroseksual. Homoseksual, dan biseksual adalah manusia yang seyogyanya setara dengan heteroseksual. Maka dari itu homoseksual yaitu lesbian, biseksual, dan transgender harus dilindungi hak asasi manusian nya, bebas dari kekerasan dan diskrimasi yang diakibatkan karena mereka memliliki gender atau orientasi seksual yang tidak mainstream. Pada prakteknya tidak seperti hal tersebut di atas. Telah banyak pelanggaran HAM, kekerasan, pembedaan, dan diskrimasi karena lesbian, biseksual, dan trangender (LBT) dianggap gender dan orienatsi seksual yang terlarang. Stigma, stereotype yang negatif tersebut tidak kunjung berubah karena kurangnya informasi kepada khalayak tentang apa itu seksualitas dan gender, ditambah lagi karena adanya budaya patriarki dan dogma agama yang semakin merugikan image LBT, akibatnya LBT perempuan banyak yang diperlakukan tidak adil. Media konvensional terbukti tidak memberikan banyak ruang gerak untuk LBT. Keberadaan new media (media baru berbasis internet) merupakan angin segar untuk eksistensi identitas diri LBT. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi sesuai dengan selera mereka. Salah satu fenomena yang melanda masyarakat Indonesia adalah kegemaran berjejaring sosial. Facebook merupakan jejaring sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Melihat bahwa komunitas LBT adalah komunitas yang aktif menggunakan jejaring sosial Facebook, Ardhanary Institute, lembaga yang bergerak dalam riset dan penerbitan LBT memanfaatkan jejaring tersebut sebagai media transfer informasi, isu, dan tempat kampanye HAM LBT, sehingga menjadi tempat diskusi dan bertukar informasi yang nyaman dan aman bagi LBT di Indonesia karena grup bersifat tertutup. Dari penelitian ini dapat kita lihat apakah terpaan informasi yang secara konsisten disuarakan para administrator dapat membentuk persepsi identias diri member grup Facebook tertutup Ardahanary Institute. Hasil penelitian mengatakan bahwa karena terpaan informasi yang secara konsisten diusung oleh administrator grup mempengaruhi sebagian LBT mempersepsikan identitas diri menjadi lebih positif. Penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan postpositivistik rasionalistik. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Untuk pengumpulan data digunakan metode wawancara mendalam (indepth interview). Selanjutnya dengan menggunakan teknik purpossive sampling diperoleh 10 orang informan dari member grup Facebook tertutup Ardhanary Institute, dan 3 orang informan administrator grup. Untuk validitas data diuji melalui teknik triangulasi sumber (data) dan analisa data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman.
×
Penulis Utama : Reny Kistiyanti
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D1209072
Tahun : 2014
Judul : New Media Dan Identitas Diri (Studi Kasus Persepsi LBT Terhadap Identitas Diri Dalam Grup Tertutup Jejaring Sosial Facebook Ardhanary Institute)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. ISIP - 2014
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-F. ISIP Jur. Ilmu Komunikasi-D.1209072-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.