Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair Dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah)
Penulis Utama
:
Puput Pratiwi
NIM / NIP
:
I8311045
×Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk
kehidupan sehari-hari. Perkembangan industri kuliner menyebabkan
dihasilkannya minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup banyak. Minyak
goreng bekas ini apabila dikonsumsi dapat mengganggu kesehatan. Minyak
goreng bekas tersebut apabila dibuang dapat mencemari lingkungan. Untuk
mengatasi hal tersebut minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan kembali, salah
satunya dengan mengubahnya menjadi produk sabun cuci piring cair.
Sebelum diolah menjadi sabun, minyak goreng bekas dimurnikan terlebih
dahulu. Pemurnian terdiri dari tiga tahap, yaitu penghilangan kotoran (despicing),
netralisasi dan pemucatan (bleaching). Penghilangan kotoran (despicing)
dilakukan dengan memanaskan minyak jelantah dan aquades pada temperatur 110
°C dengan perbandingan volume 1:1. Pemanasan dilakukan hingga volume
aquades berkurang menjadi setengah dari volume awal. Netralisasi dilakukan
dengan menambahkan KOH 15 gram/100ml ke dalam minyak hasil despicing
hingga minyak netral. Proses bleaching dilakukan dengan cara memanaskan
minyak hasil netralisasi hingga temperature 70 °C kemudian menambahkan sari
mengkudu ke dalam minyak hasil dengan perbandingan volume 1:2 volume
minyak hasil netralisasi. Minyak goreng hasil pemurnian tersebut digunakan
untuk pembuatan sabun cair melalui proses penyabunan dan dilakukan dengan
tiga variasi konsentrasi KOH yaitu KOH (g/100 mL larutan): 20, 30, 40. Sabun
hasil saponifikasi kemudian diencerkan dengan aquades dengan perbandingan
aquades 2:1 b/b sabun hasil saponifikasi. Setelah proses pengenceran dilakukan
penambahan zat adiktif berupa texapon sebanyak 10% b/b sabun hasil
saponifikasi, gliserin sebanyak 10% b/b sabun hasil saponifikasi dan parfum
sebanyak 0,5% v/b sabun hasil pengenceran.
Kondisi optimum pembuatan sabun cuci piring cair adalah pada
konsentrasi KOH 40 gr/100 mL larutan, suhu operasi 70 0C dan lama reaksi
saponifikasi 80 menit. Rendemen yang didapat sebesar 83,42%.
Berdasarkan analisis sabun cuci piring cair memiliki nilai pH 10,4, alkali
bebas 0,05% dan total asam 16,2%. Hasil tersebut telah memenuhi standar SNI
06-2048-1990. Uji organoleptik yang meliputi tingkat penampilan, aroma,
kekesatan dan banyak busa diperoleh hasil bahwa kebanyakan responden lebih
menyukai sabun tanpa pewarna.
×
Penulis Utama
:
Puput Pratiwi
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
I8311045
Tahun
:
2014
Judul
:
Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair Dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. Teknik - 2014
Program Studi
:
D-3 Teknik Kimia Produksi
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. Teknik Prog. D III Teknik Kimia-I.8311045 -2014
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. YC. Danarto, S.T., M.T.,
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. Teknik
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.