Analisis Pemanfaatan Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Aktivitas Metakognisi (Penelitian Dilakukan Di Smp Negeri 1 Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014)
Penulis Utama
:
Misti Sarwendah
NIM / NIP
:
K1309055
×Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan pengetahuan metakognisi siswa dalam memecahkan masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari aktivitas metakognisi siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian diambil dari siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling dan didasarkan pada beberapa kriteria, yakni: (1) kemampuan memecahkan masalah, (2) memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, dan (3) berada pada tingkat aktivitas metakognisi tinggi, sedang, rendah. Akhirnya subjek terpilih adalah dua siswa yang mempunyai aktivitas metakognisi tinggi, dua siswa beraktivitas metakognisi sedang, dan dua siswa beraktivitas metakognisi rendah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Tugas dalam penelitian ini adalah Tes Pengetahuan Metakognisi. Wawancara berbasis tugas dilakukan dengan meminta siswa menyelesaikan tes pengetahuan metakognisi sambil mengkomunikasikan hal yang ada dalam pikirannya. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu.
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa siswa dengan aktivitas metakognisi tinggi memanfaatkan pengetahuan deklaratif, prosedural, maupun kondisionalnya dalam pemecahan masalah SPLDV. Mereka memahami kapasitasnya dalam memecahkan masalah, mengetahui kelemahan dan kekuatannya, serta mengetahui strategi yang dapat mengatasi kelemahannya tersebut. Siswa dengan aktivitas metakognisi tinggi mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Seorang siswa mampu menyelesaikan semua masalah dengan baik, sedangkan siswa lain kesulitan menyelesaikan permasalahan 1 nomor 2. Mereka dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan metode yang diperintahkan. Mereka juga mengetahui alasan mengapa memilih suatu metode daripada metode yang lain dan mengetahui kapan suatu metode tidak dapat diterapkan untuk kasus-kasus tertentu. Siswa dengan aktivitas metakognisi tinggi menyadari pentingnya melakukan evaluasi terhadap jawabannya. Dengan melakukan evaluasi, mereka akan mengetahui letak kesalahannya sejak dini dan segera memperbaikinya. Dengan demikian, siswa dengan aktivitas metakognisi tinggi dapat menyelesaikan masalah secara lebih baik.
Siswa dengan aktivitas metakognisi sedang memanfaatkan pengetahuan deklaratif dan proseduralnya saat memecahkan masalah SPLDV. Mereka mengetahui letak kelemahan dan kekuatannya serta mengetahui strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahannya tersebut. Kedua siswa dengan aktivitas metakognisi sedang kesulitan menyelesaikan masalah nomor 2, baik permasalahan 1 maupun permasalahan 2. Satu siswa dapat menyelesaikan masalah menggunakan metode yang diperintahkan, sedangkan siswa lain kesulitan menerapkan metode yang diperintahkan tersebut (metode substitusi). Mereka dapat mengerjakan sesuai prosedur tetapi tidak mengetahui alasan mengapa hal tersebut dapat dilakukan. Mereka mengecek kembali jawabannya dengan cara mengerjakan lagi atau mencocokkan jawabannya dengan menggunakan metode yang berbeda.
Siswa dengan aktivitas metakognisi rendah memanfaatkan pengetahuan deklaratif dan proseduralnya untuk memecahkan masalah SPLDV. Mereka mengetahui letak kelemahan dan kekuatannya serta mengetahui strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahannya tersebut. Siswa dengan aktivitas metakognisi rendah kesulitan menyelesaikan masalah nomor 2, baik permasalahan 1 maupun permasalahan 2. Satu siswa dapat menyelesaikan masalah menggunakan metode yang diperintahkan, sedangkan siswa lain menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode coba-coba pada semua masalah yang ia hadapi. Seorang siswa meyakini tidak perlu melakukan evaluasi terhadap jawabannya sebab ia yakin jawabannya sudah tepat. Sedangkan siswa lainnya mengerjakan sambil mengecek jawabannya. Hal itu disebabkan karena ia mengerjakan dengan menggunakan metode coba-coba.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dengan aktivitas metakognisi tinggi lebih mengoptimalkan pengetahuan metakognisinya dalam pemecahan masalah. Dengan pengetahuan metakognisi, siswa akan menyadari letak kelemahan dan kesulitannya sehingga mereka akan berusaha memperbaikinya. Dengan demikian, mereka mampu menyelesaikan masalah secara lebih baik.
×
Penulis Utama
:
Misti Sarwendah
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K1309055
Tahun
:
2014
Judul
:
Analisis Pemanfaatan Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Aktivitas Metakognisi (Penelitian Dilakukan Di Smp Negeri 1 Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - F. KIP - 2014
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Matematika
Kolasi
:
Sumber
:
UNS-F. KIP Jur. Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-K.1309055-2014
Kata Kunci
:
Jenis Dokumen
:
Skripsi
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si., 2. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd.,
Penguji
:
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. KIP
×
File
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.