Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara strategi pengajaran direct dan indirect terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, (2) Perbedaan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok antara mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) > 25, Body Mass Index (BMI) = 18,5 - 25, dan Body Mass Index (BMI) < 17, (3) Pengaruh interaksi antara strategi pengajaran dan body mass index terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 3. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Melawi Kalimantan Barat. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling, besarnya sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 mahasiswa. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum diuji dengan ANAVA, terlebih dulu menggunakan uji prasyarat analisis data dengan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh antara strategi pengajaran direct dan indirect terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Pengaruh strategi pengajaran indirect lebih baik dari pada strategi pengajaran direct, (2) ada perbedaan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok antara mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) > 25, Body Mass Index (BMI) = 18,5 - 25 dan Body Mass Index (BMI) < 17. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) > 25 lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) = 18,5 - 25. Sedangkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) = 18,5 - 25 lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) < 17, (3) terdapat interaksi antara strategi pengajaran dan Body Mass Index (BMI) terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) > 25 lebih cocok jika diberikan strategi pengajaran indirect. Mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) = 18,5 - 25 lebih cocok jika diberikan strategi pengajaran direct. Sedangkan mahasiswa yang memiliki Body Mass Index (BMI) < 17 lebih cocok jika diberikan strategi pengajaran indirect.