Kebijakan Utang Didorong Oleh Adanya Kebutuhan Dana. Kebjakan Utang Ini Tentunya Dikeluarkan Oleh Manajemen Perusahaan Setelah Melalui Mekanisme Pengambilan Keputusan. Melalui Pertimbangan Dan Masukan Dari Berbagai Aspek Termasuk Pemegang Saham, Maka Keputusan Kebijakan Utang Akan Dicapai. Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Kepemilikan Saham Manajer, Kepemilikan Saham Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Utang. Penelitian Ini Termasuk Jenis Penelitian Survei Empiris Yang Menggunakan Data Sekunder Dari Bursa Efek Indonesia. Populasi Dalam Penelitian Adalah Seluruh Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bei. Sampel Diambil Sebanyak 35 Perusahan Manufaktur Untuk Periode Tahun 2010-2012. Sampel Diambil Dengan Teknik Purposive Sampling. Data-Data Yang Dibutuhkan Diperoleh Dari Indonesian Capital Market Directory (Icmd Tahun 2013. Teknik Analisis Data Menggunakan Analisis Regresi Ganda, Uji T, Uji F, Dan Uji Koefisien Determinasi Serta Disertai Dengan Pengujian Asumsi Klasik. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa: (1) Kepemilikan Saham Manajer (Insider Ownership) Berpengaruh Negatif Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Artinya Semakin Besar Kepemilikan Saham Manajer, Akan Mengurangi Kebijakan Perusahaan Dalam Berutang; (2) Kepemilikan Saham Institusional (Institusional Ownership) Berpengaruh Negatif Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Artinya Semakin Besar Kepemilikan Saham Institusional, Maka Semakin Rendah Kecenderungan Perusahaan Untuk Berutang; (3) Ukuran Perusahaan (Size) Tidak Berpengaruh Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Artinya Ukuran Perusahaan Bukan Merupakan Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang. (4) Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Berpengaruh Positif Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Artinya Semakin Tinggi Pertumbuhan Perusahaan, Maka Semakin Tinggi Kecenderungan Perusahaan Untuk Berutang