Evaluasi Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), dan Analisis Break Even Point (BEP) Bus Batik Solo Trans (Studi Kasus: Koridor 1)
Penulis Utama
:
TB Pradika Rizkianza
NIM / NIP
:
I0110109
×Tarif merupakan salah satu unsur angkutan umum yang sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan operasional. Kebijakan tarif yang berlaku harus ditinjau
terhadap dua aspek, penumpang selaku konsumen dan pengelola angkutan umum.
Angkutan bus Batik Solo Trans (BST) merupakan angkutan bus kota yang saat ini
sedang digalakkan pengoperasiaannya di daerah Surakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi tarif yang berlaku saat ini berdasarkan
penghitungan BOK, ATP, WTP, dan analisis BEP. Data penelitian ini didapat
dengan mewawancarai dengan Perum Damri (Djawatan Angkoetan Motor
Republik Indonesia) sebagai pengelola bus BST, survei on board, dan penyebaran
kuisioner kepada pengguna angkutan bus BST koridor 1. Data yang didapat
kemudian di analisis untuk mengetahui besarnya BOK, ATP, WTP serta nilai
BEP pada bus BST Koridor 1. Dalam hal ini penghitungan BOK menggunakan 3
metode yaitu Dephub, DLLAJ, FSTPT serta dilakukan dalam 2 skenario. Skenario
1 yaitu kondisi dimana operator membeli bus baru, sedangkan skenario 2 adalah
kondisi dimana bus merupakan hibah dari pemerintah. Penghitungan ATP dan
WTP dilakukan pada 2 hari, yaitu hari kerja dan libur.
Hasil analisis skenario 1 penghitungan BOK menurut metode Dephub sebesar Rp.
5.621,68, metode DLLAJ sebesar Rp. 5.532,91, dan metode FSTPT sebesar Rp.
5.087,92. Pada skenario 2 terjadi penurunan sebesar 19 – 20 % dibanding
skenario 1. Jika dilihat nilai BOK, tarif saat ini masih dibawah dari nilai BOK.
Berdasarkan ATP pada hari kerja sebesar Rp 3.488,95 untuk kategori umum dan
Rp. 2.000,22 untuk kategori pelajar. Sedangkan pada hari libur sebesar Rp.
3.485,4, untuk kategori umum dan Rp. 1.996,07, untuk kategori pelajar. Besarnya
nilai WTP pada hari kerja sebesar Rp. 3.374,33 untuk kategori umum dan Rp
2.136,36 untuk kategori pelajar, pada hari libur sebesar Rp. 3.422,37 untuk
kategori umum dan Rp. 2.000 untuk kategori pelajar. Hal ini menunjukkan nilai
ATP & WTP sudah mendekati dengan tarif yang berlaku saat ini, walaupun pada
kategori umum nilai ATP & WTP sedikit dibawah dari tarif yang berlaku. Nilai
BEP berdasarkan load factor pada hari kerja sebesar 0,63 dan pada hari libur
sebesar 0,59 pada skenario 1. Penghitungan nilai BEP pada skenario 2 terjadi
penurunan sebesar 18 – 20 % dibanding skenario 1. Selain itu, pada skenario 1
membutuhkan waktu 19,57 tahun untuk impas dan membutuhkan waktu 1,61
tahun pada skenario 2.
Kata kunci : tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability to pay (ATP),
Willingness to pay (WTP), Break Even Point (BEP), Batik Solo
Trans (BST)
×
Penulis Utama
:
TB Pradika Rizkianza
Penulis Tambahan
:
1. 2.
NIM / NIP
:
I0110109
Tahun
:
2014
Judul
:
Evaluasi Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), dan Analisis Break Even Point (BEP) Bus Batik Solo Trans (Studi Kasus: Koridor 1)