×
Candida albicans merupakan organisme oportunistik komensal yang pada keadaan tertentu dapat menyebabkan infeksi jamur pada tubuh manusia seperti keputihan dan kandidiasis. Obat antifungi seringkali memberikan efek samping pada tubuh manusia, sehingga diperlukan obat alternatif antifungi yang aman dari bahan alami. Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) mengandung flavonoid, saponin, terpenoid dan senyawa fenolik yang mempunyai efek farmakologi sebagai antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antifungi ekstrak petroleum eter dan metanol daun cocor bebek terhadap C. albicans serta menentukan golongan senyawa dalam ekstrak daun cocor bebek yang memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan C. albicans dengan metode bioautografi.
Daun cocor bebek diekstraksi dengan menggunakan petroleum eter dan metanol dengan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antifunginya terhadap C. albicans menggunakan metode difusi sumuran. Uji kromatografi lapis tipis dan bioautografi dilakukan terhadap ekstrak yang potensial dan memiliki aktivitas antifungi lebih besar. Pemisahan senyawa dengan metode KLT menggunakan fase diam plat silica gel F254, fase gerak kloroform : metanol (8 : 2) dan deteksi senyawa dengan diamati di bawah sinar UV 254 nm dan 365 nm, serta disemprotkan pereaksi semprot dragendorf untuk deteksi alkaloid, Lieberman-Burchad untuk deteksi terpenoid, dan FeCl3 untuk deteksi senyawa fenol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun cocor bebek lebih aktif dalam menghambat pertumbuhan C. albicans dibandingkan ekstrak petroleum eter. Hasil uji bioautografi menunjukkan bahwa golongan senyawa yang memiliki aktivitas antifungi dalam ekstrak metanol daun cocor bebek yaitu senyawa fenolik dengan Rf 0,98.
Kata kunci : cocor bebek, Candida albicans, antifungi, bioautografi.