Pasoepati adalah kelompok suporter yang mendukung klub Persis Solo. Pasoepati merupakan sebuah fenomena sosial yang sangat kompleks. Secara garis besar, identitas sosial supporter Pasoepati sebagai sebuah kelompok atau komunitas membuat mereka berbeda dengan kelompok suporter yang lain di Indonesia. Pasoepati muncul pada pertengahan era 2000-an dalam konteks sosial yang keras karena keberadaan geng-geng pemuda saat itu. Namun supporter Pasoepati akhirnya mampu menarik simpati masyarakat Solo dan Indonesia sebagai suporter yang memiliki citra santun dan sportif dalam mengekspresikan dukungan. Pasoepati muncul dalam konteks budaya politik pelembagaan suporter, namun sekali lagi supporter Pasoepati menjawabnya dengan kelompok yang berbasis kultural tanpa kelembagaan. Penelitian ini hendak mengetahui konstruksi identitas sosial Pasoepati dalam konteks sejarah kemunculannya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana supporter Pasoepati merepresentasikan dukungan yang sportif kepada atlet. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi. Peneliti memahami bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang komperhensif tentang supporter Pasoepati, fenomenologi adalah pendekatan yang tepat. Selain itu, dengan menggunakan fenomenologi peneliti berusaha untuk memaparkan data dalam perspektif subyek penelitian. Oleh karena itu peneliti berpartisipasi langsung dalam lapangan dan berusaha sedekat mungkin dengan subyek penelitian. Dalam penelitian, peneliti menggunakan perspektif teori identitas. Dalam praktis di lapangan dan penyajian data, peneliti menggunakan teori-teori fenomenologi. Dimana fakta lapangan disuguhkan dengan cara variatif dan berpihak. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa fenomena politik, ekonomi, sosial dan budaya yang membentuk identitas sosial Pasoepati. Peneliti mengetahui identitas sosial supporter sepakbola Pasoepati adalah baik khususnya dalam mengekspresikan dukungan yang sportif. Pasoepati merupakan kelompok yang siap mengakulturasi kebiasaan ataupun budaya dari luar yang dianggap baik dan cocok guna menjaga eksistensinya. Namun supporter Pasoepati tetap sadar akulturasi yang dilakukan harus berada dalam koridor menjaga identitas sosial yang ada.

Kata kunci : identitas sosial, suporter, sepakbola, sportif, Pasoepati