×
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui karakteristik intuisi siswa laki-laki di SMP Negeri 1 Kaliwungu yang memiliki gaya kognitif field independent (FI) dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan perbandingan, (2) Mengetahui karakteristik intuisi siswa laki-laki di SMP Negeri 1 Kaliwungu yang memiliki gaya kognitif field dependent (FD) dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan perbandingan, (3) Mengetahui karakteristik intuisi siswa perempuan di SMP Negeri 1 Kaliwungu yang memiliki gaya kognitif field independent (FI) dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan perbandingan, (4) Mengetahui karakteristik intuisi siswa perempuan di SMP Negeri 1 Kaliwungu yang memiliki gaya kognitif field dependent (FD) dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan perbandingan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berasal dari kelas VII E SMP Negeri 1 Kaliwungu dan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pemilihan subjek didasarkan pada dua kriteria, yakni: (1) berada pada kategori gaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD), (2) jenis kelamin (laki-laki, perempuan). Dalam penelitian ini diambil dua siswa dengan kategori gaya kognitif field independent (FI) masing-masing dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan dua siswa dengan kategori gaya kognitif field dependent (FD) masing-masing dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara berbasis tugas, sedangkan validitas data menggunakan teknik triangulasi waktu. Analisis data meliputi tiga kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa karakteristik intuisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kaliwungu dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan perbandingan adalah sebagai berikut : (1) Subjek laki-laki dengan kategori Field Independent (FI) dalam memahami masalah menggunakan intuisi affirmatory dengan jenis intuisi Coerciveness yang bersifat memaksa ke arah sesuatu yang diyakini yaitu jika suatu nilai dibagi dengan bilangan yang kecil akan menghasilkan nilai yang lebih besar dibanding dibagi dengan bilangan yang besar; dalam membuat rencana penyelesaian menggunakan intuisi anticipatory yang bersifat global yaitu mencari pemecahan masalah berdasarkan hasil kali; dalam melaksanakan rencana penyelesaian tidak menggunakan intuisi; dan dalam memeriksa jawaban menggunakan intuisi conclusive yang meringkas secara global antara jawaban dan masalah yang diketahui ke dalam bentuk sederhana; (2) Subjek laki-laki dengan kategori Field Dependent (FD) dalam memahami masalah tidak menggunakan intuisi; dalam membuat rencana penyelesaian tidak menggunakan intuisi; dalam melaksanakan rencana penyelesaian tidak menggunakan intuisi; dan dalam memeriksa jawaban juga tidak menggunakan intuisi; (3) Subjek perempuan dengan kategori Field Independent (FI) dalam memahami masalah menggunakan intuisi affirmatory dengan jenis intuisi Intrinsic certainty yang diterima sebagai suatu keyakinan yaitu dengan sebuah kepercayaan bahwa nilai yang dicari akan yakin akan lebih besar dari yang diketahui; dalam membuat rencana penyelesaian menggunakan intuisi anticipatory yang bersifat global yakni menggunakan cara perbandingan untuk membuat penyelesaian; dalam melaksanakan rencana penyelesaian menggunakan intuisi anticipatory yang bersifat global yaitu dengan membuat suatu persamaan dan menempatkan nilai-nilai variabel sesuai dengan jenis perbandingan yang diketahui; dan dalam memeriksa jawaban menggunakan intuisi conclusive yang meringkas secara global antara jawaban dan masalah yang diketahui menggunakan pertidaksamaan; (4) Subjek perempuan dengan kategori Field Dependent (FD) dalam memahami masalah menggunakan intuisi affirmatory dengan jenis intuisi Self evident yang bersifat langsung yaitu langsung diterima dari informasi dalam teks soal; dalam membuat rencana penyelesaian menggunakan intuisi anticipatory yang bersifat global yakni berdasarkan hasil kali dua variabel diketahui yang bersesuaian dan membaginya dengan variabel yang bersesuaian dengan yang ditanyakan; dalam melaksanakan rencana penyelesaian tidak menggunakan intuisi; dan dalam memeriksa jawaban menggunakan intuisi conclusive yang meringkas secara global antara jawaban dan masalah yang diketahui.
Kata kunci : karakteristik intuisi, perbandingan, gaya kognitif, gender