×
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana bentuk tindak tutur yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post? (2) Bagaimana bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post? (3) Bagaimana bentuk implikatur yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post (2) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post? (3) Mendeskripsikan bentuk implikatur yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berifat deskriptif. Pada Penelitian ini peneliti menggunakan tinjauan pragmatik. Data penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang mengandung tindak tutur, implikatur, dan pelanggaran prinsip kerja sama beserta konteksnya yang terdapat pada wacana ‘pojok’ harian Bali Post. Sumber data pada penelitian ini adalah yang berupa surat kabar Bali Post (edisi bulan Januari sampai dengan Maret 2014). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan catat, sedangkan teknik untuk pengumpulan data menggunakan teknik pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan metode analisis data dalam penelitian menggunakan metode padan pragmatik. Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah penyajian secara informal.
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa dalam wacana ‘pojok’ yaitu tindak tutur langsung dan tidak langsung. Tindak tutur dibagi menjadi sembilan bentuk tindak tutur dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post yaitu, menyindir, melarang, mengeluh, memuji, mempersilakan, mengharap, mengingatkan, menyuruh, dan menyarankan yang dibagi ke dalam empat isu besar yakni, sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan. Bentuk tindak tutur ini yaitu berupa penanda lingual nyanyian, jangan, maunya dibatalkan, hidup KPK, silakan, mudah-mudahan, kurang gencar, cari juga, dan perlu. Dalam hal ini tindak tutur menyindir yang lebih banyak mendominasi membahas tentang masalah politik dalam wacana ‘pojok’ harin Bali Post.
Pada pelanggaran prinsip kerja sama terdapat empat bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post. Pelanggaran itu meliputi pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas, pelanggaran maksim relevansi, dan pelanggaran maksim cara. Pada pelanggaran ini, lebih didominasi oleh pelanggaran maksim kuantitas yang banyak membahas tentang isu politik. Hal ini terjadi karena cara bertutur Bang
Podjok (penulis) yang berlebihan, tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.
Pada wacana ‘pojok’ Bali Post terdapat tujuh bentuk implikatur yang terdapat dalam wacana ‘pojok’ harian Bali Post yaitu, menyindir, mengkritik, memuji, mengeluh, mengejek, mengungkapkan rasa kecewa, dan memberitahu yang dibagi ke dalam empat isu besar yakni, sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan. Pada bentuk implikatur yang terjadi, didominasi oleh bentuk implikatur menyindir dan mengkritik yang banyak memuat tentang isu politik.