Latar Belakang: Aktivitas fisik memengaruhi struktur dan fungsi otak melalui 3 mekanisme umum : angiogenesis; neurogenesis; dan regulasi faktor neurotropik. Kapasitas memori kerja merupakan salah satu aspek dalam fungsi otak yang mencerminkan tingkat kecerdasan manusia dan dipengaruhi oleh struktur dan fungsi otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa aktivitas fisik memengaruhi kapasitas memori kerja.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang dan telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada Juli 2014. Sampel diambil secara purposive sampling. Semua responden diminta mengisi kuesioner Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI) untuk menilai tingkat kejujurannya, International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) untuk mengukur tingkat aktivitas fisik, dan Reading span test untuk mengukur kapasitas memori kerja. Jumlah sampel yang lolos restriksi sebesar 105. Analisis data yang digunakan yaitu uji korelasi Spearman.
Hasil Penelitian: Skor IPAQ menunjukkan bahwa 15,24% sampel memiliki aktivitas fisik rendah, 50,47% memiliki aktivitas fisik sedang, dan 34,29% memiliki aktivitas fisik tinggi. Reading span test menunjukkan bahwa 93,33% sampel memiliki kapasitas memori kerja tinggi dan 6,67% memiliki kapasitas memori kerja rendah. Pada uji korelasi spearman idapatkan nilai p = 0,441 dan r = -0,076
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kapasitas memori kerja pada mahasiswa program studi kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Kata kunci: aktivitas fisik, kapasitas memori kerja, mahasiswa kedokteran