×
ABSTRAK
Sebagai seorang sastrawan yang terbuang karena dianggap membelot dari adat, Marah Rusli melakukan perlawanan lewat novel terakhirnya yang berjudul “Memang Jodoh”. Novel yang diselesaikan lebih dari lima puluh tahun yang lalu ini melawan konsep pernikahan Minangkabau yang pada masa itu dianut secara kaku dan berujung pada pengasingan dari keluarga dan kampung halaman seumur hidup. Penundaan penerbitan dilakukan agar tidak menyakiti keluarga di Padang.
Pernikahan Minangkabau yang dipengaruhi oleh sistem kekerabatan Matrinileal menyebabkan perbedaan signifikan dalam aturan dan kebiasaan yang dianut. Ketentuan yang melarang pernikahan dengan orang luar dan kebiasaan poligami yang dulu dianut dengan kuat dilanggar oleh pengarang hingga pada akhirnya menerima konsekuensi menjadi orang buangan.
Melalui perlawanan simbolis, Marah Rusli memunculkan kritik terhadap budaya Minangkabau. Novel yang merupakan semi-auto biografi ini bercerita tentang kehidupan pribadi pengarang tentang perlawanan nyata antara beliau dan adat yang pada masanya mengikat dengan sedemikian kuatnya.
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan diatas, penelitian yang dilakukan untuk mengkaji isi pesan perlawanan Marah Rusli terhadap nilai-nilai budaya Minangkabau yang berkaitan dengan pernikahan adalah analisis wacana dengan mengkaji makna pesan yang terkandung dalam novel.
Dalam cerita, pengarang secara tidak langsung menyinggung tentang konsep Pernikahan Minangkabau yang Dipengaruhi oleh sistem Kekerabatannya, Anjuran Poligami untuk Kaum Bangsawan, serta Konsekuensi melanggar ketentuan Pernikahan dalam adat Minangkabau.
Novel Memang jodoh berisi pesan-pesan yang menyinggung pernikahan Minangkabau tersebut yang dilawan oleh Marah Rusli karena beliau memiliki konsep yang berbeda dengan yang ada di Minangkabau.
Keyword: Perlawanan Budaya, Pernikahan Minangkabau
ABSTRACT
The Resistance of Casted Literateur. Ika Wulandari, Essay, Surakarta, Bachelor of Communication Program, Sebelas Maret University.
As a Literateur who was casted because considered as a custom violator, Marah Rusli commit a resistance through his last novel titled “Memang Jodoh”. The the novel that had been finished fifty years ago resist against the Mariage concept of Minangkabau which in the past was strictly adopted and resulted in the alienation by the family and hometown for life. Procrastinationisdone so as notto hurtthe familyin Padang
Minangkabau marriageisinfluenced bythe Matrilinal kinshipsystembecausesignificant differencesin the rulesand practicesadopted. Provisions prohibitingmarriagewithoutsidersand embracing the polygamy habbits that isstronglyresistedby the authorand eventuallyaccept the consequencesof being an outcast
Throughsymbolicresistance, Marah Rusliraisescriticism aboutMinangkabau culture. The novelisa semi-auto biographytelling the story ofthe author's personal life onthe real resistancebetween himselfand customsof his timethat strongly binding.
Formulatedin accordance withthe aboveproblems, a study conductedto examine thecontents of the messageabout marah Rusli resistance againsttheMinangkabaucultural valuesassociated withmarriage is adiscourse analysisby examining themeaning of the messagecontained in thenovel.
In the story, the authorindirectlytouched onthe concept ofMinangkabau marriageisInfluencedby thekinshipsystem, PolygamyPromptsforTheDuke, as well as theConsequences ofViolating the Marriage Provisions ofMinangkabau Custom.
“Memang Jodoh” contains messagespertaining theMinangkabauMarriageis counteredby MarahRuslibecausehehas adifferent concept than the customs ofMinangkabau.
Keyword: Cultural Resistance, Minangkabau Marriage