×
Latar belakang permasalahan penelitian adalah upaya diversifikasi limbah kulit kopi yang belum optimal. Adanya kandungan tanin dalam limbah kulit kopi merupakan salah satu indikasi bahwa limbah kulit kopi mampu menghasilkan warna, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alam yang ramah lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui warna yang dihasilkan oleh ekstraksi limbah kulit kopi dengan perbedaan jumlah pengulangan perendaman dan jenis fiksator (2) Mengetahui ketahanan warna oleh ekstraksi limbah kulit kopi dengan perbedaan jumlah pengulangan perendaman dan jenis fiksator terhadap ketahanan warna yang dihasilkan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Perusda Kopi Tlogo, Tuntang, Semarang.Uji laboratorium dilakukan di laboratorium Akademi Teknologi Warga SurakartadanBalaiBesarKerajinan& Batik Yogyakarta. Sampel yang dipakai adalah random sampling. Strategi dan bentuk penelitian adalah kuantitatif eksperimen. Data yang diperoleh dari eksperimen dan uji labolatorium. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis dengan ANAVA.
Dari analisis dapat disimpulkan beberapa hal (1) Terdapat pengaruh jumlah pengulangan perendaman dalam larutan ekstraksi terhadap warna yang dihasilkan yaitu bahwa semakin banyak jumlah pengulangan perendaman dalam larutan ekstraksi, maka warna yang dihasilkan semakin tua. (2) Dengan fiksasi tawas akan menghasilkan warna coklat muda, fiksasi kapur akan menghasilkan warna ke arah warna sedang atau coklat, dan fiksasi tunjung akan menghasilkan warna keabu-abuan. (3) Terdapat pengaruh jumlah pengulangan perendaman dalam larutan ekstraksidan jenis fiksator terhadap ketahanan warna. Semakin banyak jumlah pengulangan perendaman dalam larutan ekstraksisemakin kuat ketahanan warnanya.
Kata kunci : Limbah kulit kopi, Zat Pewarna Alam, Batik