×
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun. (2) Untuk mengetahui manakah yang memberi prestasi belajar matematika yang paling baik dari siswa yang mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, atau gaya belajar kinestetik pada materi kesebangunan dan kekongruenan. (3) Untuk mengetahui pada masing-masing gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, manakah yang memberi prestasi belajar matematika yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing atau model pembelajaran konvensional. (4) Untuk mengetahui pada masing-masing kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing dan model pembelajaran konvensional, manakah yang memberi prestasi belajar matematika yang lebih baik antara gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, atau gaya belajar kinestetik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 2 Mojolaban tahun ajaran 2013 / 2014 berjumlah 299 siswa yang dibagi menjadi 10 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX G sebagai kelas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing sebanyak 31 siswa dan kelas IX E sebagai kelas model pembelajaran konvensional sebanyak 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dilakukan dengan cara sampling random kluster (cluster random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) metode dokumentasi untuk data kondisi awal siswa sebelum penelitian (2) metode angket untuk data gaya belajar matematika siswa (3) metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa materi kesebangunan dan kekongruenan. Uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 1 Polokarto. Sebagai persyaratan eksperimen dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan uji persyaratan analisis data adalah uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem posing menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi kesebangunan dan kekongruenan. (2) Gaya belajar siswa visual, auditorial maupun kinestetik tidak memberikan perbedaan prestasi belajar matematika siswa pada materi kesebangunan dan kekongruenan. (3) Pada masing-masing gaya belajar, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi kesebangunan dan kekongruenan. (4) Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan problem possing dan model pembelajaran konvensional, gaya belajar siswa visual, auditorial maupun kinestetik tidak memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada materi kesebangunan dan kekongruenan.
Kata kunci : STAD, Problem Posing, Gaya Belajar
ABSTRACT
This research aimed to : (1) To determine whether the cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) through problem posing approach brings mathematics learning achievement better than conventional learning models on similarity and congruence material. (2) To find out which one of the students’ learning style which brings better learning achievement of mathematics among students who have a good visual learning styles, learning styles auditory, or kinesthetic learning style on the similarity and congruence material. (3) In each category of students’ learning style (visual, auditory and kinesthetic), to find out which one gives a better learning achievement between cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) through problem posing approach or conventional learning model. (4) In each of the learning model (cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) through problem posing approach and conventional learning model), to find out which one gives a better learning achievement between visual learning styles, learning styles auditory, and kinesthetic learning styles.
This study used a quasi-experimental method. The populations in this study were all ninth grade students of SMP Negeri 2 Mojolaban academic year 2013/2014 amounted to 299 students divided into 10 classes. The sample used in this study were students of class IX G as cooperative learning model class Student Teams Achievement Division (STAD) through problem of posing approach as many as 31 students and the class IX E as conventional learning model as many as 30 students. Sampling was done by cluster random sampling (cluster random sampling). Data collection techniques used are (1) a method of documentation for baseline student before the study (2) the questionnaire method for mathematics learning style data (3) test method for learning mathematics student achievement data loop material. The test instrument is done in SMP Negeri 1 Polokarto. As the requirements of the experimentation it was carried out tests of balance with the t-test. The data analysis technique used is a two-way analysis of variance of different cells with the test requirements of data analysis is normality test by Liliefors method and homogeneity test through Bartlett method.
From the results of this study concluded that: (1) STAD learning model through problem posing approach shows better mathematics learning achievement than conventional learning models on the similarity and congruence material. (2) Student's learning style on visual, auditory and kinesthetic have no distinction on their mathematics achievement in similarity and congruence material. (3) In each category of students’ learning style (visual, auditory and kinesthetic), STAD learning model through problem posing approach shows better mathematics learning achievement than conventional learning models on the similarity and congruence material. (4) In each of the learning model (cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) through problem posing approach and conventional learning model), student learning styles of visual, auditory and kinesthetic have no distinction on their mathematics achievement in similarity and congruence material.
Keywords : STAD, Problem Posing, Learning Style,