×
ABSTRAK
Kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar yang dikembangkan sebagai kawasan obyek wisata. Kecamatan Tawangmangu memiliki beberapa obyek wisata unggulan yang juga merupakan tujuan/destinasi wisata para wisatawan, antara lain Taman ria Balekambang, Grojogan Sewu, dan hutan wisata Sekipan terletak di Desa Kalisoro, hutan wisata Pringgondani terletak di Desa Blumbang dan hutan wisata Cemoro Sewu terletak di Desa Gondosuli. Pengembangan Tawangmangu sebagai daerah tujuan wisata (DTW), dilakukan pada obyek wisata dan fasilitas penunjang kegiatan obyek wisata.
Perkembangan Kawasan Wisata Tawangmangu dan perkembangan obyek wisata berkaitan dengan penggunaan lahan. antara lain penggunaan lahan untuk obyek wisata, penggunaan lahan untuk fasilitas penunjang pariwisata, penggunaan lahan untuk akomodasi, dan penggunaan lahan untuk sarana pendukung lainnya. Berdasar data jumlah penggunaan bangunan berdasar Fungsi bangunan di tawangmangu, Fungsi bangunan yang memiliki keterkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sarana pelayanan jasa dan perekonomian. Perubahan penggunaan lahan di kawasan wisata Tawangmangu antara lain, berupa pembangunan hotel, villa, rumah makan, pembangunan pasar wisata Tawangmangu dan pembangunan Terminal Tawangmangu. Selain itu perubahan penggunan lahan juga terjadi pada rumah yang direnovasi untuk dirubah menjadi warung makan dan bangunan vila yang dirubah menjadi hotel. Hal tersebut dapat dilihat dari Penggunaan lahan Di Kecamatan Tawangmangu berupa losmen atau hotel yang berjumlah 123, restoran atau rumah makan yang berjumlah 46 dan 3 buah pasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan jasa dan ekonomi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengkaji hubungan perkembangan obyek wisata terhadap perubahan jumlah sarana pelayanan jasa dan ekonomi di Kecamatan Tawangmangu.
Penelitian ini menggunakan metode skoring dan matrik kualitatif. Skoring digunakan untuk melihat perkembangan obyek wisata dan perubahan jumlah sarana pelayanan jasa dan ekonomi. Sedangkan matrik kualitatif digunakan untuk menganalisis hubungan perkembangan obyek wisata dengan perubahan jumlah sarana pelayanan jasa dan ekonomi.
Hasil penelitian Perkembangan obyek wisata meliputi Grojogan Sewu, Puncak Lawu, Hutan Wisata Sekipan, Taman Pringgodani dan Taman Ria Balekambang memperlihatkan peningkatan pada perkembangan sub variabel fasilitas obyek wisata dan aksesibilitas/prasarana obyek wisata, sedangkan pada sub variable jumlah pengunjung dan kelembagaan perkembangannya cenderung tetap. Meskipun jumlah wisatawan dalam kurun waktu tersebut dikatakan tetap, tetapi jumlah kunjungan selalu dalam jumlah besar
perubahan penggunaan lahan menjadi sarana pelayanan jasa dan perekonomian menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan. Hal tersebut dilihat dari meningkatnya jumlah sarana pelayanan jasa dan ekonomi dalam kurun waktu 2003-2012.