×
ABSTRAK
Studi ini meneliti praktik menyebarkan meme di media sosial selama masa pemilu 2014 dan pesan yang dibawanya sebagai bagian dari aksi politik di era siber. Studi menghasilkan diskusi yang berbasis pada analisis semiotik dari meme politik yang dipilih serta observasi terhadap “netizen” tentang praktik mengunggah meme di sosial media untuk menyampaikan pesan yang mengkritisi partai yang berkuasa, aktor politik, kampanye politik, dan berbagai peristiwa politik lain melalui bentuk pesan humoris, yaitu meme.
Penelitian ini menggali tanda-tanda yang dapat merepresentasikan kritik “netizen” dalam bentuk meme politik yang tersebar di jejaring sosial “Path” selama masa pemilu 2014. Penelitian ini mengambil meme politik yang terdiri dari delapan korpus terkait korupsi partai politik, alat peraga kampanye (algaka), media massa, dan calon presiden dan wakil presiden sebagai objek penelitian, menggunakan model analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Peirce memiliki tiga tingkatan analisis, yaitu analisis tekstual (ikon, indeks, simbol), interpretasi tekstual (pemaknaan), dan intertekstual. Observasi juga dilakukan untuk mengamati praktik menyebarkan meme politik di jejaring sosial “Path” sebagai bentuk aksi politik di era siber.
Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa ikon, indeks dan simbol dalam meme politik memiliki potensi untuk menyampaikan pesan secara kuat melalui bentuk visual dan vernakularnya untuk menjembatani keterlibatan poiltik yang menyenangkan di jejaring sosial “Path” dengan kesadaran kritis mengenai isu-isu politik. Meme politik terpilih yang tersebar pada masa pemilu 2014 menunjukkan representasi kritik terhadap beberapa peristiwa politik di Indonesia. Studi ini menunjukkan bahwa meme telah menjadi wahana penting dalam mengekspresikan pandangan politik dan dapat dipahami bahwa kini telah muncul gelombang ketertarikan terhadap penggunaan platform media baru dalam menunjukkan keterlibatan politik karena media mainstream kini dipandang pro-penguasa dan konservatif.
Kata Kunci: meme; analisis semiotik; budaya siber; aksi politik siber; pemilu
ABSTRACT
The study explores political practice of posting political memes on social network “Path” during the election in 2014 and what messages they carry as a political action in the cyber era. The study presents a discussion based on semiotic analysis of selected political memes and observation to the “netizen” about their practice of posting memes on social media to convey messages to criticize the ruling party, political actors, political campaign and other political events through humorous message form known as meme.
This study explores signs that represent netizen’s critique in memes form spread during the election in 2014 based on semiotics analysis of Charles Sanders Peirce with three levels of analysis; textual analysis (icon, index, and symbol), textual interpretation, and inter-textual. The objects of this study are based on selected political memes consisting of eight different corpuses related to corruption of political party, campaign equipments, mass media, and the president and vice president candidacy. Observation is also used to observe the practice of posting political memes on “Path” as a part of political action in this cyber era.
Results suggest that icon, index and symbol in political memes hold potential for powerfully conveying message in a visual form and vernacular for bridging playful political engagement on social network “Path” with critical awareness of political issues. The selected political memes spread during the election in 2014 showing representations of critiques on several political events in Indonesia. The study shows that memes have become important vehicles of expressing political views and there has been a surge of interest in using new media platforms for political engagement since mainstream media is seen as pro-establishment and conservative.
Keywords: meme; semiotics analysis; cyber culture; cyber political action; election