ABSTRAK
Media massa dalam kegiatan jurnalistiknya meliput suatu peristiwa untuk dijadikan berita yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Pada hakikatnya, berita itu sendiri merupakan laporan atas peristiwa.  Laporan tersebut merupakan hasil dari mengonstruksi fakta menjadi berita (konstruksi realitas). Dalam mengkonstruksi isi pesannya, terdapat kecenderungan media massa yang berat sebelah. Hal ini juga terlihat ketika ajang pemilihan umum (pemilu) berlangsung.
Penelitian ini bertujan membedah bagaimana media massa mengkonstruksi pesan yang ingin disampaikan, terutama bagaimana media mengkonstruksikan pesan seputar pasangan capres-cawapres pada masa kampanye pemilu presiden dan wakil presiden periode Juni-Juli 2014 melalui analisis framing model Pan dan Kosicki. Analisis framing Pan dan Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yakni sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Penelitian ini mengambil sampel berita halaman satu dari harian Kompas dan Media Indonesia yang secara keseluruhan berjumlah 11 berita, dengan pembagian dua kategorisasi tema besar yakni “Debat Pasangan Capres-Cawapres” dan “Isu yang Menerpa Pasangan Capres-Cawapres” (sub tema “Tabloid Obor Rakyat” dan “Isu Dugaan Pelanggaran HAM Prabowo”).
Terdapat tiga poin utama sebagai hasil dari penelitian ini. Pertama, Media Indonesia cenderung tidak netral dan tidak independen. Media Indonesia mengkonstruksi pesan sedemikian rupa (melalui pemilihan kata, sumber, dan penekanan lainnya) yang mengarahkan masyarakat untuk memilih Jokowi-JK sebagai presiden dalam pemilu ini. Kedua, dari hasil penelitian ini Kompas lebih netral dan independen dari Media Indonesia. Kompas dapat dikatakan lebih berimbang dalam memberitakan kedua pasang kandidat. Kompas tidak hanya memberitakan keunggulan kedua kandidat, tetapi juga kelemahan keduanya. Ketiga, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sulit untuk mencapai media yang murni netral, yang ada adalah media yang berusaha untuk independen.
Kata kunci: Berita, Analisis Framing, Konstruksi pesan, Pan dan Kosicki.
ABSTRACT
Mass media on its journalism activity covers an event for public’s information. In fact, the reported news is independent of the reality. Then the result of fact presented into news for the public (construction of reality). To construct its message, the mass media tend to favor unbalanced or become bias. The lacks of objectivity were seen ongoing political election event.
The purpose of this research is to dissect and review on how mass media construct message to be presented, focusing when media construct the message about president and vice president candidates during president and vice president election campaign period was on month of June until July 2014, by Pan and Kosicki framing analysis model. Pan and kosicki Framing analysis operates four structural dimension information text as framing tools: syntax, script, thematic, and rhetoric. This research takes sample on first page from Kompas and Media Indonesia newspapers, totally 11 information, with two large theme category, “debate of president-vice president candidates” and “issues of president-vice president candidates” (sub theme “Jokowi’s negative issue in Obor Rakyat Newspaper” and “Prabowo’s violation of human right issue”).
There are three main points as a result of this research. First, Media Indonesia tend not to be neutral and independent. Media Indonesia construct a message in such a way (through choice of words, source, and other emphasis) that lead people to choose Jokowi-JK. Second, Kompas is more neutral and independent from Media Indonesia. Kompas can be said to be balanced in reporting both pairs of candidates. Kompas not only preached the superiority both candidates, but also the weaknesses. Third, that it is difficult to be a pure media neutral, but many mass media was tried to be independent.
Keywords:  information, framing analysis, message construction, Pan and Kosicki