×
ABSTRAK
Seni grafis di Yogyakarta merupakan salah satu media ekspresi diri yang memiliki karakter visual yang khas dan unik. Karya seni grafis di Yogyakarta dalam penelitian ini diposisikan sebagai sebuah objek yang dapat dianalisa untuk dijadikan tolok ukur keberadaan praktik komodifikasi di kota tersebut. Fenomena komodifikasi seni grafis harus dipahami dan dipandang sebagai sebuah proses perubahan nilai guna suatu barang menjadi nilai tukar (jual) dimana perubahan ini ditentukan melalui sebuah mekanisme harga.
Penelitian ini dilakukan dalam ranah ilmu Seni Rupa dengan metode kualitiatif dan teknis analisis data secara deskriptif yang menggunakan strategi studi kasus agar dapat menangkap fenomena di lapangan yang kemudian dikaji lebih mendalam, detail, intensif dan komperehensif melalui pendekatan hermeneutik. Di dalam penelitian ini teori Komodifikasi dari Walter Benjamin diposisikan sebagai teori utama untuk menjawab ketiga rumusan masalah penelitian yang dalam penggunaannya dibantu dengan teori Psikologi Kepribadian dan Ekonomi Mikro yang digunakan secara elektik.
Berdasarkan penelitian komodifikasi karya seni grafis, diperoleh hasil penelitian bahwa telah terjadi komodifikasi seni grafis di Yogyakarta yang ditandai perubahan fisik dan non fisik dari karya grafis yang dilatarbelakangi oleh faktor dorongan psikologis dan kebutuhan ekonomi yang dalam proses terjadinya meliputi aspek ide penciptaan produk, penentuan teknis produksi, penentuan jenis produk yang dicetak, penentuan jumlah barang yang diproduksi, proses produksi, penentuan harga produk, mpenentuan strategi pemasaran dan strategi penjualan produk. Penelitian ini mempunyai implikasi teoritis dan praktis. Hasil studi ini akan memperkaya teori komodifikasi, teori psikologi kepribadian dan teori ekonomi mikro secara umum serta praktik komodifikasi pada karya seni grafis dapat dimungkinkan terjadi atas dasar tujuan komersil.
Kata Kunci: Komodifikasi, Seni Grafis, Yogyakarta, Psikologi Kepribadian, Ekonomi Mikro
ABSTRACT
Graphic art in Yogyakarta is one of the media for self-expression which has a special and unique visual character. The graphic art in Yogyakarta is positioned in this research as an object which can be analyzed to be used as a parameter for co-modification practice existence in the city. The graphic art co-modification phenomenon must be understood and viewed as a process of change of the use value of an article to be the sale value where this value change is determined by a price mechanism.
This research was done within the fine art studies. It used the descriptive qualitative method with the embedded single case study. The data of research were analyzed by using the descriptive and interpretative qualitative method as to obtain the phenomena in the field to be analyzed deeply, in detail, intensively, and comprehensively through hermeneutics approach. In this research to answer the three proposed problem statements, the theory of co-modification claimed by Walter Benjamin was positioned as the primary theory, which was also supported with theory of personality psychology and that of micro economics. They were used eclectically.
The results of research show that the graphic art co-modification happens in Yogyakarta as indicated by the physical and non-physical changes of graphic arts. The co-modification is due to psychological support and economic need factors. In its process, the co-modification includes product creation ideas, determination of production technique, determination of printed product types, determination of number of products manufactured, production process, determination of product prices and determination of product marketing and sale.
This research has theoretical and practical implications that the results of research enrich theory of co-modification, theory of personality psychology, and theory of micro-economics in general, and the practice of co-modification in graphic arts possibly takes place on the commercial goal basis.
Keywords: Co-modification, graphic art, Yogyakarta, personality psychology, micro economics.