Penulis Utama : Agung Setyo Nugroho
NIM / NIP : I1112006
×

ABSTRAK
Struktur bangunan mengalami perkembangan yang pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatanya saat ini, dan banyak dimanfaatkan pada pembangunan gedung-gedung tinggi, jembatan, tower dan sebagainya. Maka struktur tersebut membutuhkan beton mutu tinggi agar bisa menopang pembebanan yang besar. High strenght concrete yaitu beton dengan kekuatan yang tinggi atau diatas kekuatan standar yang mana hal tersebut dipengaruhi dari beberapa hal, seperti FAS (faktor air semen), kualitas agregat dan bahan tambah. Beton mutu tinggi metode dreux, yaitu suatu perancangan campuran beton yang telah dikembangkan oleh Prof. George Dreux sehingga akan didapatkan kekuatan tekan hingga 46 MPa. Beton mutu tinggi berserat tembaga metode dreux yakni beton yang terdiri dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), semen portland, air ditambah dengan serat tembaga dan baja tulangan yang dirangkai. Serat tembaga dipilih karena merupakan daur ulang limbah dari kabel dan banyak terdapat di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat tembaga terhadap kapasitas lentur balok. Pengujian ini menggunakan metode experimental dengan benda uji berupa balok dengan 2 titik pembebanan yang berukuran 8 cm x 12 cm x 100 cm. Jumlah sampel 20 buah, dimana masing masing persentase serat 0%; 0,5%; 1%; 1,5%, dan 2% berjumlah 4 buah. Mutu beton yang direncanakan adalah f’c = 46 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari.
Hasil pengujian dan perhitungan menunjukan peningkatan kapasitas lentur Rerata dan kapasitas lentur dengan analisis rumus Suhendro sebesar 12,68% sebesar 0,57 Tonm dan 12,02% sebesar 0,54 Tonm, kemudian 0,85% sebesar 0,305 Tonm untuk kapasitas lentur dengan analisis rumus SNI. Peningkatan kapasitas lentur terjadi di kadar serat optimum 0,95%-1,07%. Hal ini disebabkan adanya pengaruh penambahan serat pada benda uji. Serat yang ditambahkan dapat menyebar secara merata dimana serat seolah-olah berfungsi sebagai penambah kuat tarik tulangan mikro selain baja tulangan balok itu sendiri. Semua pola retak awal terjadi di 1/3 tengah bentang dan keruntuhannya terjadi didaerah tersebut, Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai keruntuhan lentur.
Kata kunci : kapasitas lentur, beton mutu tinggi, dreux, Serat, tembaga.
ABSTRACT
The structure of the building has undergone rapid development. Reinforced concrete structure is a structure that is very reliable strength today, and widely used in the construction of tall buildings, bridges, towers and so on. Then the structure require high strength concrete in order to sustain a large load. High strenght of concrete is concrete with high strength or above the standard strength where it is influenced from several things, such as FAS (cement water factor), the quality of aggregate and added ingredients. High quality concrete dreux method, which is a concrete mix design that has been developed by Prof. George Dreux so that we will get the compressive strength of up to 46 MPa. High quality copper fibrous concrete dreux method comprising the concrete coarse aggregate (gravel), fine aggregate (sand), portland cement, water coupled with copper and steel fiber reinforcement are assembled. Copper fibers chosen because it is a waste recycling of cable and widely available in Indonesia.
This study aims to determine the extent of the effect of adding copper to fiber bending capacity of the beam. This test uses experimental methods to test object in the form of a beam with two point loading measuring 8 cm x 12 cm x 100 cm. Number of samples 20 pieces, where each percentage of fiber 0%; 0.5%; 1%; 1.5%, and 2% consists of 4 pieces. Planned concrete quality is f'c = 46 MPa. Bending test performed at 28 days.
Test results and calculations showed an increase in mean flexural capacity and flexural capacity with analytical formula of 12.68% Suhendro of 0.57 and 12.02% Tonm Tonm of 0.54, then 0.85% of 0,305 Tonm for flexural capacity with analysis SNI formula. Increased capacity of bending occurs at the optimum fiber content of 0.95% -1.07%. This is due to the effect of adding fiber to the test object. Added fiber can be spread evenly in which the fiber as if to function as a powerful enhancer of micro tensile reinforcement besides reinforcing steel beam itself. All initial crack pattern occurs in 1/3 midspan and collapse occurred in the area, so that the results of the study can be regarded as bending collapse.
Keywords: flexible capacity, high quality concrete, dreux, copper.

×
Penulis Utama : Agung Setyo Nugroho
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : I1112006
Tahun : 2015
Judul : Kajian Kapasitas Lentur Balok Beton Mutu Tinggi Berserat Tembaga dengan Metode Dreux ( Study Flexural Capacity Of High Quality Copper Fiber Concrete Beam With Dreux Methods )
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2015
Program Studi : S-1 Teknik Sipil Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Teknik Jur. Teknik Sipil-I1112006-2015
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Ir. Slamet Prayitno, MT,
2. Ir. Supardi, MT
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.