×
ABSTRAK
Terdapat beberapa lokasi genangan banjir yang terjadi di Cilegon, salah satunya berada di daerah aliran Kali Kedung Ingas. Pertumbuhan ekonomi diiringi perkembangan kawasan yang sangat cepat mengakibatkan berkurangnya luas resapan air hujan dan bertambahnya kawasan genangan banjir baru. Beberapa daerah genangan banjir tersebut antara lain daerah perumahan PGRI - Kedung Ingas Tengah, perumahan Metro Cilegon, Kelurahan Masigit dan beberapa daerah lain. Maka dari itu pengendalian banjir di Kota Cilegon harus dilakukan secepatnya dengan perencanaan yang matang.
Penelitian ini menyajikan suatu pendekatan sederhana. Beberapa metoda hidrograf satuan sinteteis seperti: Nakayasu, Sneyder, ITB-1, ITB-2, dan Gama-1 digunakan untuk menghitung debit rencana. Hasil perhitungan dengan data terukur dikalibrasi. Ada 3 alternatif pengendalian banjir yang diusulkan dalam penelitian ini yaitu normalisasi sungai, pembuatan kolam retensi dan kombinasi normalisasi sungai dengan pembuatan kolam retensi. Alternatif terbaik dikaji berdasarkan perbandingan profil muka air permodelan sungai. Permodelan sungai dilakukan dengan bantuan Software HEC-RAS 4.1.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hidrograf yang paling mendekati dengan hidrograf terukur adalah hidrograf ITB-1. Debit puncak pada hidrograf kala ulang 5 tahunan adalah sebesar 39,087 m3/s.Debit ini digunakan untuk analisis hidrolika Kali Kedung Ingas. Hasil analisis menunjukkan adanya limpasan air di beberapa ruas Kali Kedung Ingas. Kolam retensi dan metode normalisasi bisa mengurangi dampak banjir kali Kedung Ingas namun jika diterapkan hanya salah satunya saja maka tidak menyelesaikan seluruh masalah. Dengan kombinasi metode normalisasi dan kolam retensi permasalahan banjir Kali Kedung Ingas bisa diselesaikan.
Kata Kunci: Debit banjir, Pengendalian Banjir, Normalisasi, Retensi, HEC-RAS
ABSTRACT
There are few flood location in Cilegon, one of them reside in Kali Kedung Ingas catchment area. The economy growth followed by rapid area development result in catchment area diminish and increase new flood area. Some of the flood area are PGRI housing – Kedung Ingas Tengah, Metro Cilegon housing, Kelurahan Masigit and several others. Therefore flood control in Cilegon had to be done as soon as possible with thorough planning.
This study presents a simple approach. Some of the synthetic unit hidrograph methods such as Nakayasu, Sneyder, ITB-1, ITB-2, and Gama-1 used to calculate the peak discharge. Calculation results with measured data is calibrated. There are 3 alternatives flood control proposed in this study, they are river normalization, the making of retention pond and combination of river normalization with the making of retention pond. The best alternatives studied based on the comparison of river surface model profile. The river modelling conducted with the HEC-RAS 4.1 software assistance.
The study result shares that hydrograph resembles the measured hydrograph are hydrograpgh ITB-1. The peak discharge in 5 years period are 39,087 m3/s. This discharge is used for the hydraulics analysis of Kali Kedung Ingas. The analysis showed water flood in some joint of Kali Kedung Ingas. The retention pond and the normalization method can decrease Kali Kedung Ingas flood impact, but if there are only one that been used, it can’t surceace the whole problem. With the combination of normalization method and the retention pond then the Kali Kedung Ingas flood can be settled.
Keywords: Flood Discharge, Flood Control, Normalization, Retention, HEC-RAS